KALTENGLIMA.COM - Pemerintah Republik Demokratik Kongo telah menuduh Apple menggunakan mineral hasil eksploitasi yang diperoleh secara ilegal, dan kini menekan Apple untuk memberikan penjelasan tentang asal-usul bahan baku yang digunakan dalam perangkat buatannya.
Sebuah kelompok pengacara yang mewakili pemerintah Kongo telah mengirimkan surat kepada CEO Apple, Tim Cook, beberapa hari yang lalu. Dalam surat tersebut, Apple diberikan waktu tiga minggu untuk menjelaskan bagaimana mereka memantau rantai pasokan mereka di daerah-daerah yang terkena konflik dan pelanggaran hak asasi manusia.
"Sudah jelas bagi kami bahwa tahun demi tahun, Apple telah menjual teknologi yang dibuat dengan mineral yang bersumber dari wilayah yang populasinya diguncang oleh pelanggaran hak asasi manusia yang berat," ungkap kelompok pengacara yang mewakili Kongo, seperti dikutip dari Washington Post, Minggu (28/4/2023).
Baca Juga: Threads Merilis Fitur Baru : Hidden Words
"iPhone, komputer Mac, dan aksesoris yang dijual Apple kepada pelanggannya di seluruh dunia mengandalkan rantai pemasok yang terlalu sulit diterawang, dan ternoda oleh darah rakyat Kongo," imbuhnya.
Wilayah timur Kongo adalah salah satu daerah yang paling kaya akan sumber daya mineral di dunia, namun sudah lama dilanda konflik sejak tahun 1990-an, dan situasinya semakin memburuk sejak kehadiran kelompok bersenjata M23.
Pemerintah Kongo menduga bahwa mineral penting untuk komponen elektronik, seperti timah, tungsten, tantalum, dan emas (3TG), yang dibeli oleh pemasok Apple sebenarnya berasal dari Kongo, namun diselundupkan ke Rwanda sebelum dijual dalam rantai pasokan global. Mereka menuduh Rwanda telah mendanai dan memimpin milisi M23 untuk menguasai dan menambang mineral secara ilegal di wilayah timur negaranya. Pemerintah juga mencatat bahwa perusahaan teknologi mengklaim mendapatkan mineral 3TG dari Rwanda, meskipun produksinya di negara tersebut sangat minim.
Baca Juga: Viral di Media Sosial Pelecehan di Linkedin Berkedok Tawaran Kerja, Jangan Sampai Kena!
Meskipun begitu, tuduhan ini bertentangan dengan laporan Apple yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara mitra smelter dan penyulingan mereka dengan kelompok bersenjata di Kongo.
"Kami tidak menemukan basis yang masuk akal untuk menyimpulkan bahwa pabrik peleburan atau penyulingan 3TG manapun yang ditetapkan di supply chain kami hingga 31 Desember 2023 secara langsung atau tidak langsung mendanai atau menguntungkan kelompok bersenjata di RDK atau negara tetangganya," ucap pihak Apple dalam laporan tersebut.
Artikel Terkait
Google Pixel 9 Bakal Rilis, Simak Bocorannya
Cara Buat Sticker WhatsApp Tanpa Perlu Aplikasi Tambahan
Heerenveen Kembali Izinkan Nathan Tjoe-A-On, Komentar Netizen Bikin Ngakak!