sampit

Minyak Goreng Hilang dari Peredaran Karena HET Dianggap Kurang Menguntungkan di Pasaran

Jumat, 18 Maret 2022 | 09:58 WIB
Bupati Kotim H Halikinor melakukan inspeksi mendadak di Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit, saat kelangkaan minyak terjadi di pasar. (Cholid Tri Subagyo)

Kaltenglima.com - Banyak pertanyaan terkait kelangkaan minyak goreng. Hal ini menimbulkan banyak persepsi akan berkurangnya peredaran di pasaran.

Seorang pedagang besar minyak goreng di Sampit yang tidak menginginkan namanya disebutkan mengatakan, pihaknya tidak berani mengeluarkan stok yang dimiliki karena Harga Eceran Tertinggi (HET) tidak memberikan keuntungan yang seimbang dengan modal yang mereka keluarkan untuk kulakan minyak goreng.

"Kami tidak menimbun, tapi kami menahan penjualan selagi harga tidak memberika keuntungan. Kami sulit menjual dengan harga Rp14.000 karena modal yang sudah kami keluarkan memberikan keuntungan yang tipis dengan harga segitu," katanya kepada Kaltenglima.com, Jum'at (18/3/2022).

Juragan minyak goreng ini juga mengatakan, menjelang hari-hari besar permintaan sangat besar, sehingga mekanisme pasar membuat mereka juga mengikuti alur harga yang ada.

"Saya tidak paham kebijakan pemerintah bagaimana, yang jelas kalau pemerintah ingin membijaki masalah harga minyak goreng ini seharusnya memperhatikan sejak awal, sehingga membuat pedagang pusing," katanya.

Hal ini terbukti saat harga harus mengikuti ketentuan HET, minyak goreng mengalami kelangkaan tetapi ada orang-orang tertentu atau kelompok tertentu, sebuah partai misalnya, dapat memperoleh minyak goreng ribuan liter untuk dibagikan atau dijual murah.

"Sekarang harga minyak goreng kembali naik seperti sebelum diberlakukannya HET, dan minyak goreng banyak lagi di pasaran. Jadi tidak ada kelangkaan, kalau ada penimbunan itu bukan cari keuntungan besar tetapi menahan peredaran agar tidak terjadi kerugian," kata dia.

Informasi terkini, harga minyak goreng di sejumlah warung dan pasar di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), kembali mengalami kenaikan. Bahkan hingga Rp24 ribu per liternya.

Hal itu terjadi karena pemerintah pusat telah mencabut program minyak goreng satu harga sejak Rabu, 16 Maret 2022 kemarin.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kotim Zulhaidir mengatakan, harga minyak goreng kembali ke harga semula, yakni sekitar Rp23.500 per liter.

Meski demikian, Pemerintah Kabupaten Kotim nantinya akan tetap melakukan pemantauan dengan inspeksi mendadak (sidak) di Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit, untuk melihat keberadaan minyak goreng.

Dapat diketahui, untuk harga minyak goreng curah di pasaran yakni Rp14.000 per liter. Sedangkan minyak kemasan bervariasi, ada yang Rp23.500, ada juga Rp24.000 hingga di atas harga tersebut.(*)

Tags

Terkini

Api Mengamuk di Pemukiman Padat Penduduk di Sampit

Rabu, 4 Oktober 2023 | 17:18 WIB

Luasan Hutan di Kotim Berada Pada Batas Minimum

Selasa, 14 Juni 2022 | 15:07 WIB