Kaltenglima.com - Bagaimana kalo di sekitar rumah Anda, didatangi seekor binatang predator. Dengan mulut yang lebar menganga memperlihatkan giginya yang runcing.
Ini bukan suatu ilustrasi, tetapi benar-benar terjadi di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Bahwa ada buaya di sekitar permukiman warga.
Baru-baru ini, di desa yang cukup jauh dari Sungai Mentaya, tepatnya di Desa Telaga Baru, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang di hebohkan akan kemunculan buaya ini.
Ketua RT setempat, RT 03, Mat Rakip menyebutkan kemunculan buaya pertama kali diketahui pada pertengahan bulan Ramadan 1443 hijriah lalu.
Dari pengakuan salah seorang warga yang sempat memancing di lokasi tersebut, sebuah kolam bekas galian tanah untuk mengolah batu bata merah Jalan Karya Bersama II.
Saat memancing warga tersebut melihat pergerakan di permukaan air yang cukup mencurigakan, bukan seperti gerakan ikan tetapi gerakannya seperti biawak.
"Awalnya dikira biawak, tapi lama-lama diperhatikan rupanya anak buaya. Hal itu terlihat dari bentuk tubuhnya lebih mirip anak buaya, ada siripnya, beda dengan tubuh biawak," kata Rakip.
Sementara itu, Komandan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit, Muriansyah, juga telah menerima laporan warga, Seperti dilansir Kaltenglima.com Rabu (11/5/2022).
“Kami baru saja menerima laporan dari Camat MBK dan Kades Telaga Baru, terkait adanya 2 ekor buaya yang masuk kedalam kolam bekas galian tanah untuk membuat bata merah,” kata Muriansyah.
BKSDA ke lokasi kejadian bersama anggota Manggala Agni untuk memasang dua buah jerat Buaya. Diperkirakan buaya itu memiliki panjang sekitar satu meter.
“Kami akan memasang perangkap di kolam berukuran 4×10 meter. Semoga cepat membuahkan hasil, sehingga warga dapat merasa aman, dan buaya dapat dipindahkan ke habitatnya,” kata Muriansyah.
Dari keterangan warga, lokasi galian tersebut memang berada tepat di samping Sungai Lembur Kuring atau yang biasa disebut oleh warga setempat sebagai sungai pengeringan atau drainase.
Meskipun aliran sungai itu sampai ke Sungai Mentaya yang dikenal wilayah muaranya habitat asal buaya, tetapi ternyata wilayah jelajah buaya sampai ke lokasi temuan yang sebetulnya tanah sekitar situ berjenis gambut.
“Mungkin karena dampak air sungai meluap dan arus sungai dari mana-mana yang tembus kemari, makanya anak buaya itu sampai nyasar ke sini. Entah untuk mencari makan atau karena sebab lain,” kata Muriansyah.
Ditemukannya buaya di lokasi bergambut memang baru pertama kali ini, sehingga tergolong langka dan menjadi perhatian warga.