sampit

Mewabahnya PMK Harga Sapi Kurban Ditaksir Tinggi, Peternak Lokal Jaga Ternaknya Terawat  

Minggu, 22 Mei 2022 | 17:19 WIB
Petugas sedang memeriksa kesehatan sapi, merebaknya PMK mengkhawatirkan para peternak sapi. (Dinas Peternakan Jatim)

Kaltenglima.com - Mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi terutama di wilayah Jawa tentunya berpengaruh terhadap harga sapi kurban menghadapi Idul Adha tahun 2022 ini.


Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menggencarkan upaya menangani virus PMK pada sapi yang disinyalir mewabah. Di sisi lain, hasil sampel uji laboratorium terhadap 26 sapi yang dikirim sebelumnya belum keluar. Karena itu, peternak lokal harus menjaga sapinya terawat.


Apalagi, ditengarai wabah itu telah memapar puluhan sapi di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Otomatis sedikitnya suplai sapi yang sehat dan memenuhi syarat hukum fiqih kurban juga berpengaruh harga sapi.


Jika meninjau harga sapi kurban pada 2021 seperti bawah ini:
Jenis sapi jawa dengan bobot 200- 350 kg berada di kisaran harga Rp14.000.000,- hingga Rp24.500.000 per ekor.


Harga sapi madura dengan bobot 200-350 kg berada di kisaran harga Rp14.000.000 hingga Rp24.500.000 tiap ekornya.


Jenis sapi bali dengan bobot 200-350 kg berada di kisaran harga Rp13.600.000 hingga Rp23.800.000 tiap ekornya.


Harga sapi limousin dengan bobot 500 kg berada di kisaran harga mulai Rp29.000.000
Jenis sapi onggol dengan bobot 350 kg berada di kisaran harga mulai Rp22.000.000.


Jadi, jika tahun 2022 suplai sapi sehat terbatas maka harga sapi kurban lebih tinggi dari harga yang tertera di atas.


Rosyid, salah seorang pengusaha sapi di Kota Sampit mengatakan, pihaknya masih melihat situasi pasar. Tetapi dipastikan dengan merebaknya PMK mengakibatkan harga sapi melonjak tinggi.


"Ini mengkhawatirkan kami, karena sulit mendapatkan supali sapi dengan harga terjangkau," kata Rosyid saat dikonfirmasi Kalteng lima.com, Minggu (22/5/2022).


Kesulitan yang dirasakan pengusaha sapi kurban adalah, menyediakan sapi yang sesuai dengan nilai yang telah ditetapkan panitia kurban yang menghimpun dana kurban dengan sistem urunan.


"Kita ketahuikan, kebiasaan warga saat ini patungan atau urunan untuk mendapatkan sapi kurban, 1 sapi patungan 7 orang. Nah, itu sudah ada nilainya untuk urunan, kalau nanti harga melonjak tinggi tentu mereka harus menambah uang urunan agar sapinya terbeli," jelas Rosyid.


Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Kotim Endrayanto mengatakan, ada 26 sapi yang mereka ambil sampelnya karena berdasarkan hasil pengecekan ada gejala-gejala yang mengarah ke PMK.


Menurutnya, upaya yang dilakukan saat ini hanya meningkatkan kewaspadaan terhadap virus tersebut.

Halaman:

Tags

Terkini

Api Mengamuk di Pemukiman Padat Penduduk di Sampit

Rabu, 4 Oktober 2023 | 17:18 WIB

Luasan Hutan di Kotim Berada Pada Batas Minimum

Selasa, 14 Juni 2022 | 15:07 WIB