Seperti sebelunya Muriansyah mengatakan, kemunculan buaya dan memangsa manusia akibat kerusakan habitat dan rusaknya rantai makanan mereka. Itulah, yang menyebabkan buaya berpindah mencari lokasi dan mangsa baru.
Dari hasil observasi lapangan,danau rawa,sungai kecil menjadi kering atau sengaja dikeringkan berubah menjadi kebun atau ladang. Dan itu juga yang menyebabkan ikan jauh berkurang karena aktivitas racun atau setrum yang dilakukan manusia. Terutama saat awal musim kemarau.
"Saya pernah mendapat informasi masih ada masyarakat yang mencari ikan dengan cara yang salah,” ujarnya.
Disebutkannya pula, masih banyak ditemukan di beberapa lokasi, warga yang masih menggunakan air sungai untuk mandi cuci kaksus (MCK). Itulah beberapa perilaku yang dapat mengundang kemunculan buaya.
Muriansyah menegaskan, pihaknya tak dapat bekerja sendiri menghadapi konflik penyelesaian buaya dan manusia. Hal tersebut harus dilakukan semua pihak. Diakui pihaknya kesulitan apabila hanya memberikan imbauan karena itulah perlu dukungan semua pihak termasuk masyarakat. (*)