KALTENGLIMA.COM - Belakangan ini, para konten kreator yang membahas makanan menjadi sorotan di media sosial. Beberapa dari mereka mendapat kritik tajam dari netizen karena dianggap tidak menunjukkan etika makan atau table manner dalam konten yang mereka buat.
Hal ini memicu perdebatan mengenai apakah seorang kreator makanan seharusnya bisa menjadi contoh dalam menunjukkan cara makan yang baik dan beretika. Diskusi ini juga menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang apa sebenarnya table manner itu.
Menurut laman Kent State University, table manner adalah serangkaian aturan tentang bagaimana seseorang harus bersikap saat makan, baik dalam situasi formal maupun informal.
Baca Juga: MenLH Sebut Prabowo Targetkan Pengelolaan Sampah Rampung pada 2029
Etika makan ini mencakup berbagai aspek, seperti cara menggunakan peralatan makan dengan benar, posisi duduk yang baik, hingga bagaimana berinteraksi dengan orang lain di meja makan.
Table manner bukan sekadar soal tampil elegan saat makan, tetapi juga mencerminkan rasa hormat terhadap makanan, budaya, serta orang yang telah menyiapkan dan menyajikan makanan tersebut.
Table manner sendiri sudah ada sejak zaman peradaban kuno, seperti Yunani dan Romawi, di mana makan bersama memiliki makna seremonial yang mencerminkan hierarki sosial dan kepercayaan agama.
Baca Juga: Soal Bonus Hari Raya untuk Ojol dan Kurir, Prabowo: Bentuknya Uang Tunai
Seiring perkembangan zaman, konsep table manner terus mengalami perubahan, terutama akibat globalisasi dan pertukaran budaya.
Saat ini, etika makan lebih mengutamakan inklusivitas dan penghormatan terhadap keberagaman tradisi kuliner di berbagai belahan dunia.
Artikel Terkait
Minuman Segar Untuk Berbuka Puasa : Resep Es Buah Naga
Resep Pempek Tanpa Ikan, Bisa Dijadikan Hidangan Berbuka Puasa
Takjil Berbuka Puasa : Resep Tempe Mendoan