KALTENGLIMA.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa Rusia siap merundingkan penyelesaian konflik di Ukraina kapan saja, termasuk jika dilakukan besok, asalkan semua pihak yang terlibat mempelajari proposal perdamaiannya terlebih dahulu.
Putin menegaskan bahwa proposal Rusia sudah ada di atas meja dan menunggu untuk dibahas oleh semua pihak yang berminat pada negosiasi.
"Proposal dari pihak kami sudah ada di atas meja. Ini tidak tergantung pada kami ketika semua aktor yang tertarik pada negosiasi akan mengambil apa yang ada di atas meja dan mulai bernegosiasi. Mereka dapat melakukannya besok, tetapi terserah mereka kapan mereka mau melakukannya," ujar Putin.
Baca Juga: Diciduk Polisi karena Narkoba, Ini Unggahan Terakhir Virgoun
Putin juga menegaskan bahwa Rusia tidak pernah menolak gagasan untuk berunding mengenai masalah Ukraina. Menurutnya, pihak Ukraina yang melarang diri mereka sendiri untuk berunding, bukan Rusia.
"Kami mendukungnya dan tidak pernah menyerah, tetapi bukan atas dasar beberapa bentuk yang fana, melainkan pada kesepakatan yang dicapai setelah hampir satu setengah bulan negosiasi yang sulit di Istanbul dan Minsk," jelas Putin.
Mengenai lokasi perundingan, Putin menyatakan bahwa Rusia tidak mempermasalahkan di mana perundingan tersebut akan berlangsung, baik itu di Minsk, Istanbul, atau Swiss.
Baca Juga: Anggaran Program Prabowo Mulai Dihitung-hitung Sri Mulyani
Putin juga menguraikan persyaratan Rusia untuk menghentikan pertempuran dan memulai perundingan damai.
Persyaratan tersebut mencakup penghentian ambisi Ukraina untuk bergabung dengan NATO dan penarikan pasukan Ukraina dari empat wilayah yang diklaim oleh Rusia, yaitu Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia.
"Begitu mereka menyatakan di Kyiv siap untuk keputusan tersebut dan memulai penarikan pasukan yang sebenarnya dari wilayah-wilayah ini, dan juga secara resmi mengumumkan pembatalan rencana mereka untuk bergabung dengan NATO - di pihak kami, segera, secara harfiah pada menit yang sama, perintah akan menyusul untuk menghentikan tembakan dan memulai negosiasi," kata Putin.
Baca Juga: Menhan Prabowo Subianto Terima Penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama Polri
Namun, persyaratan gencatan senjata ini mendapat penolakan tegas dari beberapa pemimpin Eropa, termasuk Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni dan Kanselir Jerman Olaf Scholz, pada Konferensi Perdamaian di Swiss yang tidak dihadiri oleh Rusia .
Artikel Terkait
AS Ketar-Ketir Kerjasama Rusia dan Korea Utara Meningkat
Iran di Guncang Gempa M 4,9, 4 Orang Tewas dan 120 Luka-luka
Turis Asal Qatar Ditemukan Mengapung Usai Hanyut di Pantai Bali, Basarnas Lakukan Evakuasi Jalur Helikopter