KALTENGLIMA.COM - Iran membantah keras tuduhan keterlibatan dalam rencana pembunuhan pejabat AS, termasuk Presiden terpilih Donald Trump.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei, menyatakan bahwa tuduhan yang diajukan oleh Departemen Kehakiman AS tidak memiliki dasar yang kuat.
Baghaei merujuk pada tuduhan serupa yang sebelumnya pernah ditujukan kepada Iran. Menurutnya, tuduhan tersebut adalah "konspirasi menjijikkan" yang didalangi oleh Israel dan kelompok anti-Iran, yang bertujuan untuk mempersulit hubungan antara AS dan Iran.
Baca Juga: Xi Jinping Puji ‘Babak Baru’ Hubungan China-Indonesia Usai Bertemu Prabowo
Departemen Kehakiman AS mengajukan tuntutan pidana terhadap seorang pria yang diduga ditugaskan oleh Iran untuk mengawasi rencana pembunuhan mantan dan pejabat pemerintah AS saat ini, termasuk Trump.
Dalam dakwaan, pria Afghanistan bernama Farhad Shaker, 51 tahun, diduga merencanakan pembunuhan Trump atas perintah Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Baghaei menegaskan bahwa Iran menggunakan cara-cara sah untuk mempertahankan hak-haknya, baik di dalam maupun di luar negeri, dan mengecam tuduhan tersebut yang dianggapnya tidak berdasar.
Artikel Terkait
Mudah! Begini Cara Mengecek Ranking SKD CPNS 2024 dan Skor Pesaing
Anies Baswedan Disebut-sebut Jadi Tersangla Kasus Formula E, Begini Respon KPK
3 Tahun Beraksi! Jaringan Judi Online Internasional Dilumpuhkan Polisi
Ternyata Ini Alasan Dua Menteri Ikut Prabowo Temui Presiden Xi Jinping di China