Presiden China Nyatakan Tak Takut Berperang usai Trump Naikkan Tarif Impor 245%

photo author
- Kamis, 17 April 2025 | 13:12 WIB
Presiden China Xi Jinping (kiri) dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kanan) (Kolase Instagram/@xi.jinping_cn/@realdonakdtrump)
Presiden China Xi Jinping (kiri) dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kanan) (Kolase Instagram/@xi.jinping_cn/@realdonakdtrump)

KALTENGLIMA.COM - Pemerintah China, di bawah pimpinan Presiden Xi Jinping, akhirnya angkat bicara terkait rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang akan mengenakan tarif hingga 245% terhadap produk asal China.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Lin Jian, menyampaikan respons resmi dalam konferensi pers yang digelar pada Rabu, 16 April 2025.

Dalam kesempatan itu, Lin menegaskan bahwa China telah menyampaikan sikap tegasnya mengenai isu tarif dan menyatakan bahwa tindakan seperti ini tidak akan menghasilkan kemenangan bagi Amerika.

Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Komdigi Minta Warga RI Beralih dari Kartu SIM ke eSIM

Lin Jian menekankan bahwa China sebenarnya tidak menginginkan perang dagang dengan AS, namun tidak akan mundur jika terus diprovokasi.

Ia menegaskan kesiapan negaranya untuk merespons langkah apapun dari pihak AS, meski tetap berharap ketegangan tidak perlu meningkat lebih jauh.

Ini merupakan respons langsung terhadap keputusan terbaru Trump yang dituangkan dalam dokumen resmi Gedung Putih, di mana tarif besar ini dianggap sebagai balasan atas kebijakan perdagangan China terhadap barang-barang Amerika.

Baca Juga: Dalami Kasus Anggota DPRD Golkar Cekik Pramugari, Bahlil: Kalau Salah Kami Bina

Sebelumnya, China memang diketahui kerap merespons kebijakan tarif AS dengan menaikkan tarif balasan, termasuk tarif sebesar 125% yang diberlakukan beberapa waktu lalu.

Meski begitu, setelah menerapkan tarif tersebut, Beijing menyatakan tidak akan melanjutkan eskalasi lebih lanjut.

Sementara itu, AS kini menangguhkan tarif resiprokal untuk sebagian besar negara selama 90 hari guna membuka ruang negosiasi, kecuali untuk China. Lebih dari 75 negara saat ini tengah menunggu giliran untuk berunding dengan pemerintah AS.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dedy Hermawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X