internasional

Usai Cekcok dengan Zelensky, Trump Dinilai Tak Akan Berpihak Lagi ke Ukraina

Minggu, 2 Maret 2025 | 09:20 WIB
Volodymyr Zelensky dan Donald John Trump (kanan) di dalam pertengkatan mulut di Gedung Putih, Amerika Serikat, Jumat, 28 Februari 2025 (Russia Today)



KALTENGLIMA.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terlibat cekcok dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dalam sebuah pertemuan di Gedung Putih, Washington. Hikmahanto Juwana, guru besar hukum internasional dari Universitas Indonesia (UI), menilai perselisihan ini sebagai indikasi bahwa Trump tidak akan lagi memberikan dukungan kepada Ukraina.

Hikmahanto menjelaskan bahwa ketegangan tersebut muncul akibat perbedaan pandangan antara Trump dan Zelensky.

"Dalam pandangan Trump, Rusia tidak bisa disalahkan sebagaimana yang diinginkan oleh Zelensky," kata Hikmahanto saat dihubungi.

Baca Juga: Diperingati 2 Maret, Ini Latar Belakang Hari Kesehatan Mental Remaja Sedunia

Selanjutnya, dia mengungkapkan bahwa debat tersebut juga dipicu oleh pernyataan Wapres AS Vance, yang menuduh Zelensky memanfaatkan pertemuan dengan Trump. Berdasarkan hal itu, dia menjelaskan, kedua pemimpin negara tersebut kemudian terlibat dalam perdebatan.

"Lalu debat dipicu oleh pernyataan dari Wapres Vance yang menyatakan Zelensky memanfaatkan pertemuan yang diliput oleh media untuk mempengaruhi versi Ukraina," jelasnya.

"Di situlah perdebatan dimulai atas dasar perspektif Ukraina yang menganggap Rusia salah karena memasuki wilayah mereka alias invasi dengan perspektif AS pasca Trump mengambil alih yang tidak melihat Rusia melakukan kesalahan. Di situ Trump justru menyalahkan Joe Biden yang melakukan tindakan bodoh dengan memberi bantuan uang dan senjata canggih yang besar kepada Zelensky," sambungnya

Baca Juga: Sarankan Tak Langsung Makan Berat Saat Berbuka, Ini Alasan Dokter

Hikmahanto menduga bahwa perselisihan antara Trump dan Zelensky bisa menjadi tanda akhir dari dukungan Amerika terhadap Ukraina. Dia berpandangan bahwa hal ini akan memiliki dampak signifikan terhadap situasi perang antara Rusia dan Ukraina.

"Dari sini jelas bahwa ke depan Trump tidak berpihak ke Ukraina atau negara-negara Eropa yang berpihak kepada Ukraina. Ini tentu berpengaruh besar pada posisi Ukraina dan akan menguntungkan Rusia. Trump tidak akan bantu lagi Ukraina dan akan berhadap-hadapan kebijakannya dengan negara-negara Uni Eropa," tuturnya

Ia pun mengatakan Amerika Serikat bisa jadi akan mulai berpihak kepada Rusia. "Bukannya tidak mungkin bila ada resolusi Dewan Keamanan di PBB yang merugikan Rusia maka AS akan turut memveto bersama Rusia. Intinya perubahan kebijakan AS untuk Ukraina telah berayun secara drastis dari mendukung menjadi berpihak ke Rusia," imbuhnya

Baca Juga: Sengaja Tak Sahur demi Cepat Kurus? Hati-hati, Lambung Terlalu Lama Kosong Ada Risikonya

Melihat kondisi ini, Hikmahanto mengusulkan agar Indonesia mulai mempertimbangkan untuk tidak berpihak kepada Ukraina. Menurutnya, Indonesia seharusnya lebih fokus pada upaya mendamaikan kedua belah pihak.

"Saya katakan tidak seharusnya kita berpihak kepada Ukraina yang saat itu didukung oleh AS ataupun berpihak ke Rusia. Indonesia yang memiliki polurgi bebas aktif seharusnya memiliki posisi sendiri yaitu tidak berpihak ke salah satu yang bertikai namun berupaya keras untuk mendamaikan pihak yang bertikai tanpa penggunaan senjata sesuai Pasal 2 ayat 3 Piagam PBB yang intinya bila ada negara yg saling bertikai maka mereka harus menyelesaikan secara damai sehingga tidak membahayakan perdamaian dan keamanan internasional," jelasnya.

Tags

Terkini