Pada Sabtu malam waktu setempat, sebuah ledakan dilaporkan telah menerangi langit di kota maritim strategis Mykolaiv di Ukraina selatan, saat penembakan hebat bergema di sekitar pinggirannya.
Sementara, pada Minggu (27/2/2022) dini hari waktu setempat, dua ledakan besar tampak menerangi langit ibu kota Ukraina, Kiev.
Ledakan tampaknya terjadi di sekitar Vasylkiv, yang memiliki lapangan terbang militer besar dan beberapa tangki bahan bakar dan berjarak sekitar 30 km di selatan Kiev.
Minggu, tentara Ukraina mengatakan mereka telah menahan serangan di ibu kota Kiev. Mereka juga mengeklaim telah memerangi kelompok sabotase Rusia (pasukan yang menyamar sebagai warga sipil) yang telah menyusup ke kota.
Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (AS) Pentagon memperkirakan bahwa setengah dari kekuatan invasi yang dibangun oleh Rusia di perbatasan Ukraina dalam beberapa bulan terakhir, sekarang sudah berada di dalam negeri.
"Tetapi, militer Rusia belum mendapatkan keunggulan udara atas negara itu (Ukraina),” kata seorang pejabat AS.
Meski demikian, Menteri Kesehatan Ukraina pada Sabtu, melaporkan sudah ada 198 warga sipil, termasuk tiga anak-anak, yang tewas sejak Rusia menginvasi pada Kamis (24/2/2022).
Pendapat berbeda disampaikan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Ia memperingatkan masyarakat dunia soal konflik yang berlangsung antara Rusia dan Ukraina. Menurutnya, perang antara Moskow dan Kiev akan berlangsung lama.
"Jika saya bisa memberi tahu Anda satu hal pada pagi ini, (yang akan saya sampaikan) adalah perang ini akan berlangsung lama,” ujar Macron.
"Krisis ini akan bertahan lama, perang ini akan bertahan lama, dan seluruh krisis yang menyusul akan membawa konsekuensi yang awet. Kita harus bersiap,” tukas dia.(***)