KALTENGLIMA.COM- Kelompok relawan pendukung Ganjar - Mahfud, ProgramMuda menggelar acara inspiratif yang berhubungan seni rupa serta aspek perubahan positif di negeri ini. Bertajuk "Indonesia di Mata Perupa" acara ini diikuti oleh 100 pelukis profesional yang berkumpul di Distrik 6, posko relawan Tim Pemenangan Muda (TPM) Ganjar Mahfud.
Acara ini dipenuhi dengan warna, tidak hanya digelar secara langsung namun juga diadakan secara daring dengan mengundang seniman digital untuk bergabung dalam kompetisi dengan skala nasional. Para kreator yang berminat untuk bergabung dapat mendaftarkan diri melalui link (https://bit.ly/PelukisDigitalNusantara) hingga 7 Februari 2024 mendatang.
Heru Dewanto, selaku Sekretaris Eksekutif Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud MD, memberikan apresiasi tinggi terhadap acara ini.
Baca Juga: Putuskan Mundur dari Barcelona di Akhir Musim, Xavi Hernandez: Demi Kebaikan Pemain
"Acara ini menyoroti perhatian khusus pasangan Ganjar-Mahfud MD terhadap seni rupa. Para pelukis dan perupa memiliki kesempatan unik untuk menyuarakan perasaan dan harapan mereka melalui karya seni, yang akan dipentaskan di depan Bapak Ganjar dan Mahfud." ucapnya.
Ketua Pelaksana ProgramMuda, Isditya Jayanegara, menambahkan, "Para pelukis hari ini hadir dengan kebahagiaan luar biasa, memanfaatkan kesempatan untuk mengekspresikan harapan dan pendapat mereka. Kami yakin hal ini akan membuat suara pelukis dan perupa semakin terdengar dan dihargai oleh masyarakat Indonesia."
Karya seni yang akan dipamerkan mencakup berbagai sudut pandang, dimulai dari gambaran Indonesia sebagai sosok wanita cantik sebagai “Ibu Pertiwi” yang dihiasi oleh gambar sosial serta politik di atasnya, hingga pasangan Ganjar-Mahfud yang gagah berjalan di depan Monumen IKN. Lukisan-lukisan lain menggambarkan purwarupa terasering membentuk peta Indonesia, serta berbagai ekspresi tinta lainnya.
Baca Juga: Hasil Indonesia Masters 2024 : Leo/Daniel ke Final Bentrok Wakil Denmark
Acara ini terkesan semakin kaya dengan kehadiran pelukis disabilitas yang membuktikan jika keterbatasan tidak membatasi kemampuan mereka dalam menyampaikan harapan serta perasaan melalui tinta di atas kanvas. Konsep semi-kompetisi ini didukung oleh Dewan Juri Lomba Lukis, termasuk Citra Smara Dewi (Dekan FSRD IKJ dan Kurator Galeri Nasional), Yusuf Susilo Hartono (Praktisi Seni dan Wartawan Budaya), dan Mas Padhik (Seniman dan Pelukis Alumnus ISI Yogyakarta).