nasional

Mengenal Sejarah dan Kemunculan Silent Majority di Pemilu

Kamis, 15 Februari 2024 | 17:26 WIB
Ilustrasi tinta pemilu 2024. (Yuliyanti Anggraeni/ Kilat.com)



KALTENGLIMA.COM - Sejumlah konten hasil sementara quick count Pilpres 2024 dikatakan merefleksikan keberadaan silent majority. Apa itu silent majority yang baru-baru ini disinggung Ridwan Kamil?

Dijelaskan dalam laman Cambridge Dictionary, silent majority atau mayoritas yang diam merupakan sejumlah besar orang yang tidak menyatakan pendapat serta opininya secara terbuka terkait sesuatu secara publik.

Sedangkan, menurut Merriam-Webster, silent majority merupakan bagian terbesar dari populasi suatu negara yang terdiri dari orang-orang yang tidak terlibat aktif dalam politik dan tidak mengungkapkan pendapat politiknya di depan umum.

Baca Juga: Ketua KPPS di Jakut Meninggal Dunia, Sebelumnya Pingsan Usai Bertugas

Dikatakan dalam Honors theses yang ditulis Jordan R. Holman dari University of Mississippi, AS berjudul Silent Majorities: The Brief History of a Curious Term, 1920-1980, istilah itu muncul pada tanggal 24 Juni 1919 di Harrisburg Telegraph yang memuat artikel terkait hak pilih pekerja di Pennsylvania. Harrisburg Telegraph mengutip Eliza D. Armstrong yang mengungkapkan, "I represent the silent majority of women who oppose suffrage for the sex."

Selain itu, Holman juga menemukan penggunaan istilah itu sehubungan dengan pemungutan suara Liga Bangsa-Bangsa dalam artikel September 1919. Sebuah artikel di News Scimitar berbunyi: "The great mass of American people, the silent, thinking, all-powerful majority, who neither shout for the league of nations, nor against those who neither storm against the reservations, nor make violent protest in favor of their adoption, have but one desire, and that is to have the thing over."

Lalu istilah silent majority juga muncul pada surat kabar Great Falls Daily Tribune edisi 18 Oktober 1919 mengutip BJ Boorman.

Baca Juga: Usai Dikumpulkan Megawati, Ganjar Ungkap Hasil Rapat Bareng Petinggi TPN

Begini bunyinya: "The great majority of people are not saying anything [in politics]. This great apparently neutral class is not neutral but it has no spokesman, no agitator or agent who will gain by the exploitation of its views. It is the duty, therefore, of civic organizations to serve, among other ways in representing this silent majority of the populace."

Silent Majority di Pemilu

Istilah silent majority populer usai Presiden AS 1969-1974 Richard Nixon mengimbau agar kaum mayoritas yang diam untuk memberikan dukungan terhadapnya terkait melanjutkan perang di Vietnam pada 3 November 1969. Melansirf dari laman History, istilah mayoritas yang diam ketika itu merujuk pada pemilih Konservatif yang tidak berpartisipasi dalam wacana publik di AS.

Para silent majority AS saat itu ditandai dengan tidak berpartisipasi dalam demonstrasi melawan Perang Vietnam, tidak ikut dalam budaya tandingannya, serta tidak terlibat dalam pembahasan wacana publik, dikutip dari Populism Studies.

Baca Juga: Real Count KPU di Kalteng 30,41%: Anies 18,92%, Prabowo 66,89 % dan Ganjar 14,19 %

Istilah ini muncul kembali saat Presiden AS 2017-2021 Donald Trump menggunakannya dalam kampanye pemilu pada 2016. Dalam beberapa pidatonya, Trump mengakhirinya dengan menyatakan kaum mayoritas yang diam telah kembali untuk mendukungnya, dikutip dari NPR.

Angie Maxwell , direktur Diane Blair Center of Southern Politics and Society dan dosen ilmu politik di Universitas Arkansas menjelaskan, kaum silent majority dalam konteks kampanye Trump merupakan sekelompok warga AS yang tidak terlibat dalam gerakan hak-hak sipil, rasis namun sopan sehingga tidak ingin membalas kebijakan yang terlalu rasis.

Ia menjelaskan, silent majority merupakan orang-orang yang ingin mempertahankan status quo.

Baca Juga: Mau Tau Hasil Pemilu, Cek Link Hasil Real Count KPU Pemilu 2024

Istilah Silent Majority Muncul di Pilpres 2024

Baru-baru ini, Ketua TKD Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil menyinggung adanya silent majority dalam unggahan quick count data masuk 20%. Dalam unggahan tersebut, paslon yang didukungnya unggul.

"Pelajaran. Silent majority sudah berbicara. Siapa mereka?" ujar Ridwan Kamil dalam unggahan Instagramnya, Kamis (15/2/2024).

"1. Mereka yang menyimak namun jarang komen, mereka yang jarang ribut-ribut di medsos tiap akun ini posting #politik. 2. Ramai di medsos oleh noisy minority bukan ukuran realita yang sama di lapangan. 3. Bulian/ejekan di medsos tidak pernah kami jawab, cukup kami jawab dengan kerja-kerja terukur di lapangan," terangnya.

Baca Juga: Hermon Pantau Proses Penghitungan Suara di TPS : Tetap Jaga Persatuan dan Jangan Ribut

Tags

Terkini

Bupati Bekasi Jadi Tersangka KPK Punya Harta Rp 79,1 M

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

KLH Angkut 116 Ton Sampah di Pasar Cimanggis Tangsel

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:50 WIB