KALTENGLIMA.COM - Boeing berencana untuk memangkas 10% tenaga kerjanya, yaitu sekitar 17.000 karyawan, dan menunda produksi karena menghadapi masalah di seluruh bisnisnya.
Pemogokan mekanik telah menyebabkan pabrik-pabriknya berhenti beroperasi selama lima minggu, yang turut berkontribusi pada kerugian sebesar US$ 5 miliar di kuartal ketiga.
CEO Kelly Ortberg menyatakan bahwa pemangkasan tenaga kerja ini diperlukan untuk menyesuaikan dengan realitas keuangan perusahaan.
Baca Juga: Sebelum Purnatugas, Jokowi Nostalgia Kunjungi Bekas Sekolahnya di Solo
Ortberg mengumumkan bahwa pemangkasan tenaga kerja akan mencakup eksekutif, manajer, dan karyawan, dengan total pengurangan sekitar 10%.
Pengumuman ini disampaikan melalui pesan internal kepada karyawan Boeing, menegaskan bahwa perusahaan sedang mengatur ulang prioritasnya.
Saham Boeing turun 2,12% setelah berita ini tersiar, menandai langkah besar Ortberg yang baru memimpin perusahaan sejak Agustus.
Baca Juga: Jelang Pelantikan Prabowo, Polda Metro Jaya Gelar Operasi Zebra
Sementara itu, Thomas Hayes dari Great Hill Capital berpendapat bahwa pemutusan hubungan kerja ini bisa menekan para karyawan untuk segera mengakhiri pemogokan.
Pemogokan tersebut telah menimbulkan kerugian besar bagi Boeing, dan perusahaan kini tengah berusaha untuk mencapai kesepakatan dengan serikat pekerja guna menyelesaikan konflik ini.