KALTENGLIMA.COM - Menjelang perayaan Iduladha pada Juni mendatang, Kementerian Pertanian (Kementan) meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit kulit berbenjol atau Lumpy Skin Disease (LSD) yang menyerang sapi dan kerbau. Upaya pengendalian dilakukan melalui pemantauan ketat terhadap lalu lintas ternak, distribusi vaksin, serta pelaporan cepat melalui sistem iSIKHNAS.
LSD merupakan penyakit menular dengan gejala seperti demam tinggi, munculnya benjolan pada kulit, penurunan produksi susu, dan gangguan reproduksi.
Penularannya terjadi baik melalui kontak langsung antar hewan maupun melalui serangga vektor seperti nyamuk dan lalat. Direktur Kesehatan Hewan, Imron Suandy, menjelaskan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan penyakit hewan menular secara harian menggunakan iSIKHNAS agar dapat merespons secara cepat.
Baca Juga: Keracunan Massal di Bogor, MBG Diduga Sebabkan 210 Siswa Tumbang
Saat ini, sebanyak 57.200 dosis vaksin telah disalurkan ke tujuh provinsi prioritas, yaitu Lampung, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur, dengan prioritas pada ternak di daerah terdampak dan yang akan dikirim lintas daerah.
Karena ketersediaan vaksin pemerintah masih terbatas, Imron mendorong pelaku usaha peternakan untuk ikut serta dalam vaksinasi secara mandiri atau melalui program CSR.
Petugas lapangan juga telah diinstruksikan untuk rutin melakukan pengawasan serta segera melaporkan dugaan kasus.
Baca Juga: Pemuda Brebes Tenggelam di Sungai Ciliman, Tim SAR Lakukan Pencarian
Ia menekankan pentingnya kebersihan kandang dan lingkungan sebagai langkah utama pencegahan, selain vaksinasi yang terus dijalankan.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, turut mengajak masyarakat khususnya para peternak untuk terlibat aktif dalam pengendalian LSD, termasuk melaporkan gejala penyakit sedini mungkin guna memastikan pasokan hewan kurban tetap sehat dan aman dikonsumsi masyarakat.