KALTENGLIMA.COM - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengumumkan bahwa tarif layanan Transjakarta dan MRT Jakarta telah kembali normal setelah sebelumnya digratiskan atau dikenakan tarif Rp1 selama sepekan.
Kebijakan tersebut diambil sebagai respons pascakerusuhan akibat aksi unjuk rasa di akhir Agustus lalu.
Hal ini disampaikan Pramono dalam acara peresmian Halte Senen Sentral yang kini berganti nama menjadi Halte Jaga Jakarta, Senin (8/9).
Baca Juga: DPRD Murung Raya Dukung Peningkatan Pendidikan Tinggi Kesehatan
Menurut Pramono, kebijakan tarif murah itu membuat Pemprov DKI harus menambah anggaran subsidi transportasi hingga mencapai sekitar Rp18 miliar hanya untuk satu minggu.
Ia menjelaskan, sebanyak 22 halte Transjakarta terdampak kerusuhan, dengan rincian 6 halte dibakar dan 16 halte lainnya mengalami kerusakan atau vandalisme.
Meski demikian, seluruh layanan Transjakarta kini kembali normal, termasuk halte-halte yang sedang dalam tahap perbaikan.
Baca Juga: Pemkab Dukung Peningkatan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan di Murung Raya
Pergantian nama Halte Senen Sentral menjadi Halte Jaga Jakarta dimaksudkan sebagai pengingat agar masyarakat bersama-sama menjaga fasilitas publik dari kerusakan akibat kerusuhan.
Pramono menekankan bahwa menjaga Jakarta tidak bisa hanya dilakukan pemerintah, melainkan juga membutuhkan partisipasi penuh warga.
Ia menambahkan, halte tersebut melayani sekitar 10 ribu penumpang per hari dengan fasilitas pendukung seperti area salat, ruang usaha, hingga toilet yang sudah kembali berfungsi dengan baik.