kaltenglima.com, JAKARTA, Peningkatan ketegangan antara Rusia dan Ukraina dapat mengancam seluruh Eropa. Pasalnya, Rusia bisa kapan saja menghentikan pasokan gas ke Eropa, jika NATO terus berdiri di belakang Ukraina.
Amerika Serikat mencium bahaya besar ini, sehingga terus melobi negara sahabat, salah satunya Qatar sebagai produsen gas terbesar di dunia, untuk memastikam jaminan pasokan gas ke negara-negara Eropa.
Namun, Menteri Energi Qatar Saad Al Kaabi mengatakan, negaranya tidak dapat menyelamatkan Eropa sendirian, karena membutuhkan dukungan lebih besar dari dunia internasional.
Al Kaabi menyampaikan hal itu kepada Komisaris Energi Uni Eropa Kadri Simson pada Selasa (1/2). Namun ia berharap ketegangan Rusia dan Ukraina dapat diselesaikan melalui jalur diplomasi. "Qatar siap membantu Eropa pada saat yang dibutuhkan," kata Al Kaabi, seperti dikutip Arab News.
"Tetapi volume gas yang dibutuhkan oleh Uni Eropa tidak dapat digantikan oleh siapa pun secara sepihak, tanpa mengganggu pasokan ke wilayah lain di seluruh dunia. Keamanan energi Eropa membutuhkan upaya kolektif dari banyak pihak," tambahnya.
Qatar sudah memproduksi gas pada produksi skala penuh dan para ahli berpendapat Eropa bisa mendapatkan pasokan gas darurat jika pelanggan utama di Asia Timur seperti Jepang dan Korea Selatan, setuju untuk mengalihkan beberapa pesanan mereka.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell menyebutkan pemerintahan Presiden Vladimir Putin telah berbuat lebih banyak untuk meningkatkan ketahanannya. Sehingga saat Rusia meluncurkan ancaman mengurangi pasokan gasnya, bisa dipastikan Uni Eropa tidak siap.
"Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia telah meningkatkan ketahanannya terhadap sanksi ekonomi, dengan meningkatkan cadangan mata uang asingnya, lebih dari yang telah kami lakukan untuk meningkatkan kapasitas kami menghadapi potensi pengurangan pasokan gas," kata Borell dalam pernyataan yang ia tuangkan dalam blog pribadinya, Minggu (6/2)
"Kami harus segera mempertimbangkan untuk mengembangkan cadangan gas strategis UE dan kemungkinan pembelian gas bersama, seperti yang disarankan Komisi Eropa," tambahnya lagi.
Menjelang kunjungannya ke Amerika Serikat untuk menghadiri pertemuan Dewan Energi AS-UE, Borrell berkata bahwa Uni Eropa akan membahas dengan Amerika Serikat cara-cara untuk mengurangi ketergantungannya pada gas Rusia dan kemungkinan pasokan gas alam cair AS ke Eropa.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Vladimir Putin telah berbuat lebih banyak untuk meningkatkan ketahanannya. Sebaliknya, jika Rusia meluncurkan ancaman mengurangi pasokan gasnya, maka sudah bisa dipastikan Uni Eropa tidak siap.
“Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia telah meningkatkan ketahanannya terhadap sanksi ekonomi, dengan meningkatkan cadangan mata uang asingnya, lebih dari yang telah kami lakukan untuk meningkatkan kapasitas kami menghadapi potensi pengurangan pasokan gas," kata Borell dalam pernyataan yang ia tuangkan dalam blog pribadinya, Minggu (6/2).
"Kami harus segera mempertimbangkan untuk mengembangkan cadangan gas strategis UE dan kemungkinan pembelian gas bersama, seperti yang disarankan Komisi Eropa," katanya lagi.
Menjelang kunjungannya ke Amerika Serikat untuk menghadiri pertemuan Dewan Energi AS-UE, Borrell berkata bahwa Uni Eropa akan membahas dengan Amerika Serikat cara-cara untuk mengurangi ketergantungannya pada gas Rusia dan kemungkinan pasokan gas alam cair AS ke Eropa.
Ia memastikan kini Uni Eropa sedang menggelar pembicaraan dengan Norwegia, Qatar, Azerbaijan, Aljazair, dan lain-lain untuk memperluas pasokan LNG.(*)
Artikel ini telah tauang di RMOL. ID, edisi 2 dan 7 Februari 2022.