nasional

Bung Karno – Inggit Pelakor-Pebinor?

Senin, 21 Februari 2022 | 13:37 WIB
Sumber foto Wikipedia (Tim kalteng Lima 09)

kaltenglima.com -Awalnya saya pikir Remy Sylado sedang membual. Dalam novelnya “Parijs Van Java” Remy berkisah tentang perilaku mahasiswa Technische Hoogeschool yang suka berkencan dengan ibu kostnya.

Technische Hoogeschool adalah kampus ternama di Bandung yang kemudian menjadi cikal bakal Institut Teknologi Bandung (ITB).

Kisah itu berlatar tahun 1920-an ketika negeri ini masih menjadi tanah jajahan. Belum ada Indonesia. Belum ada DKI Jakarta. Belum lahir cita-cita memindahkan keruwetan ibukota ke IKN Nusantara. Bahkan ketika itu negeri ini masih bernama Hindia Belanda.

Latar cerita adalah tahun 1922 sampai tahun 1928 di Nederland, Yogyakarta , Bandoeng dan Semarang . Tak akan saya ceritakan tokoh-tokoh dalam novel setebal 595 halaman itu. Tidak pula jalan ceritanya. Silakan dibaca sendiri. Setidaknya agar Anda melek literasi dan belajar sejarah yang dibangun melalui kisah fiksi.

Pada masa itu, kata Remy Sylado dalam dialog tokoh utama Gertruida van Veen dengan mahasiswa Technische Hoogeschool Abdoelkarim bin Abdoelkadir (AbA ). Di hadapan Gertruida yang sedang bugil di kamar hotel, AbA yang juga mahasiswa Technische Hoogeschool bercerita, sebagian besar mahasiswa Technische Hoogeschool menjalin hubungan terlarang dengan ibu kostnya.

Ada yang melakukannya sekadar rekreasi seksual. Yang dijaman ini barangkali disebut dalam bahasa perselingkuhan. Atau teman tapi mesra (TTM).

Adapula yang melakukannya secara tetap lantas kawin dengan ibu kostnya. Seperti yang dilakukan Bung Karno terhadap Inggit.

“Inggit memilih bercerai dengan suaminya. Lalu menikah dengan anak kostnya Bung Karno. Inggit memilih mahasiswa Technische Hoogeschool itu sebagai suaminya,” kata AbA dalam Novel itu.

Dialog dalam Novel Parijs van Java ternyata bukan dialog omong kosong. Buku biografi 'Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia', Karya; Cindy Adams, mengkonfirmasi kebenaran dialog itu.

Diceritakan, Bung Karno dan Inggit kerap berbagi kegembiraan bersama. "Pada awalnya kami menunggu. Selama beberapa bulan kami menunggu dan tiba-tiba dia berada dalam rengkuhanku. Ya itulah yang terjadi. Aku menciumnya. Dia menciumku. Lalu aku menciumnya kembali dan kami terperangkap dalam rasa cinta satu sama lain. Dan semua itu terjadi selagi ia masih istri dari Sanusi dan aku suami dari Oetari," kata Soekarno dalam buktu itu.

Pengakuan Soekarno setali tiga uang dengan pengakuan Inggit dalam buku 'Biografi Inggit Garnasih: Perempuan Dalam Hidup Sukarno' karya Reni Nuryanti, terbitan Ombak seperti pernah dilansir oleh Merdeka.com.

"... Dia menggeser tangannya merayap perlahan-lahan dan menyentuh tanganku. Kurasakan tenaganya. Dadanya mendekat. Aku ditarik dan kami berpindah tempat. Hendaknya semua maklum apa yang terjadi sebagai kelanjutannya. Aku malu menceritakannya, aku adalah perempuan Timur. Lagi pula keadaan waktu itu, keadaan rumah tangga kami, maksudku bisa kalian maklumi. Suamiku sudah lama bukan laki-laki yang bisa memuaskan diriku."

"... Ah untuk apa aku mengutik-utik masa lampau. Malu! Cerita kita waktu muda sudah sama-sama kita maklum. Sudahlah bukan sesuatu yang pantas untuk ditiru,” kata Inggit dalam buku itu.

Hubungan terlarang Bung Karno dan Inggit ini akhirnya tercium juga oleh Haji Sanusi, suami Inggit. Cercaan dan hujatan pun diterima Inggit. Tak tahan dengan kondisi tersebut, Inggit akhirnya mengajak Sanusi berdiskusi menyelesaikan persoalan mereka.

Halaman:

Terkini

Bupati Bekasi Jadi Tersangka KPK Punya Harta Rp 79,1 M

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

KLH Angkut 116 Ton Sampah di Pasar Cimanggis Tangsel

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:50 WIB