nasional

Program Revitalisasi Bahasa Dayak, Pelajar SMA di Palangka Raya Meriahkan Bang Biku

Kamis, 24 Februari 2022 | 12:23 WIB
Penampilan drama kreasi berbahasa Dayak pelajar dari SMA IT Hasanka Boarding School Palangka Raya saat Peringatan Bahasa Ibu Internasional di Palangka Raya. (Tim Kalteng Lima 02)

KALTENGLIMA.COM-Revitalisasi Bahasa Daerah yang merupakan salah satu program Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mendapat sambutan antusias pelajar di Kota Palangka Raya.


Dalam peringatan Bahasa Ibu Internasional beberapa hari lalu di Ibukota Provinsi Kalteng ini, sejumlah pelajar tingkat SMA menampilkan drama berbahasa Dayak.
Dalam kesempatan ini, Bahasa Dayak yang dituturkan dalam drama kreasi itu pun tidak hanya dari rumpun Dayak Ngaju, melainkan pula dari rumpun dayak lainnya di Bumi Tambun Bungai.


“Peringatan Bahasa Ibu Internasional yang mengambil tema Bangga Berbahasa Ibu atau disingkat Bang Biku ini, memang sengaja dikemas dalam bentuk drama kreasi dengan berbahasa Dayak,”kata salah seorang panitia dari Balai Bahasa Kalteng.
Sementara itu, Program Revitalisasi Bahasa Daerah yang merupakan kebijakan terbaru Merdeka Belajar dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim merupakan program yang masuk dalam episode 17.


Nadiem mengatakan program ini dibentuk guna melindungi bahasa daerah dari kepunahan. Dikatakan olehnya, secara global dalam 30 tahun terakhir ada 200 bahasa daerah yang punah di seluruh dunia.


Angka tersebut tentunya sangat besar. Mengingat bahwa Indonesia memiliki sejumlah bahasa daerah, apabila hal itu terjadi secara signifikan, maka kekhasan daerah tersebut akan terkikis.


Ia pun menambahkan, program ini dibangun agar kekayaan bahasa daerah Indonesia tetap terjaga, yang mana terdapat 718 jenis bahasa daerah. “Tapi sayang sekali banyak bahasa daerah yang terancam punah,” kata dia.


Nadiem pun meyakinkan, program ini diluncurkan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, yakni bahasa bukan sekadar kumpulan kata. Namun, juga merupakan identitas suatu bangsa.


“Kalau bahsa daerah kita punah itu artinya kita kehilangan identitas, kehilangan kebhinekaan, kita hilang bukan hanya sejarah tapi segala jenis kearifan lokal,” tandas dia.


Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang terkenal dengan bermacam ragam budaya. Salah satu ragam tersebut adalah bahasa daerah yang mencapai 718.


Akan tetapi, kini terdapat ancaman kepunahan bahasa daerah. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makrim menegaskan bahasa daerah tak boleh hilang dari masyarakat.


Nadiem menyampaikan, bahasa tidak hanya sekadar kata-kata yang digunakan pada daerah tertentu saja. Namun, di situ tersimpan suatu sejarah daerah dan juga identitas bangsa Indonesia.


“Kalau bahasa daerah kita punah itu artinya kita kehilangan identitas, kehilangan kebhinekaan, kita hilang bukan hanya sejarah tapi segala jenis kearifan lokal,” terangnya dalam Peluncuran Merdeka Belajar eps 17: Revitalisasi Bahasa Daerah, Rabu (23/2/2022).


Adapun kekayaan terbesar yang dimiliki Indonesia, menurutnya adalah kebhinekaan. Salah satu bentuk kebhinekaan tersebut adalah bahasa daerah, itu lah mengapa kelestariannya perlu dijaga.


Disampaikan olehnya, penyebab utama punahnya bahasa daerah adalah semakin sedikitnya penutur bahasa daerah tersebut. Dengan tidak adanya penutur bahasa daerah, maka bahasa daerah sulit untuk diwariskan.


“Penutur jatinya tidak lagi menuturkan bahasa daereah tersebut. Dan dia tidak mewariskan bahasanya ke generasi berikut dan itu otomatis akan hilang di generasi berikutnya,” ucapnya.

Halaman:

Tags

Terkini

Bupati Bekasi Jadi Tersangka KPK Punya Harta Rp 79,1 M

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

KLH Angkut 116 Ton Sampah di Pasar Cimanggis Tangsel

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:50 WIB