nasional

Bawa 300 Pembalut, Mensos Juga Bantu Ini Untuk Korban Gempa Pasaman Barat

Sabtu, 26 Februari 2022 | 19:51 WIB
Tenda darurat yg ditempati pengungsi asal Durian Gunjo, Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari Pasaman Barat (Tim kalteng Lima 09)

Kaltenglima.com - Menteri Sosial RI Tri Rismaharini, memberi santunan dana sebesar Rp15 juta untuk korban meninggal akibat gempa Pasaman Barat. Mensos berharap, bantuan ini dapat meringankan beban ahli waris korban untuk melanjutkan perjuangan menghadapi cobaan.

Bantuan diserahkan oleh Mensos saat mengunjungi korban gempa di Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, Sabtu (25/2).

Dalam kesempatan tersebut, mantan Walikota Surabaya ini juga menyerahkan bantuan logistik berupa 300 paket pembalut wanita 300 paket pempers, 2.000 paket makanan siap saji, dan 300 unit tenda gulung .

Melansir akun media social @infopasbar, Mensos yang melakukan peninjauan ke sejumlah titik-titik kerusakan juga menyerahkan bantuan 300 unit tenda keluarga, 300 paket family kit, 70 unit veltbed dan 300 unit matras. Bantuan didatangkan dari Gudang Regional Kemensos di Palembang.

Selain bantuan tersebut, Kemensos juga menyalurkan 100 dus air minum kemasan, 300 paket food ware, 300 lembar selimut, 4 unit tenda merah putih, peralatan dapur keluarga 300 paket dan kid ware 10 paket.

Mensos meminta Pemkab Pasaman Barat membuat lumbung sosial di titik yang telah ditentukan agar semua kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.

Kunjungan Mentri Sosial yang diunggah @infopasbar iitu mendapat beragam tanggapan dari warga net. “Ya Allah ibuku sampai ke sini. Ibuku Arek Suroboyo. Terima kasih atas kepeduliannya kepada kami. Sudah bantu kami. Semoga ibu selalu sehat,” posting @astphesexedick.

Namun ada juga yang menyampaikan keluhan. Akun @bella_faris95 misalnya, mengeluhkan pendistribusian bantuan yang tidak merata. “Kami korban gempa di Kampung Baru Lubuk Landur belum mendapat perhatian. Rumah ibu mertua saya roboh temboknya. Bangunan tak bisa lagi dihuni karena rusak berat,” katanya.


Trauma Masuk Rumah

Eka Silfia sedang beres-beres ketika rumahnya tiba tiba bergoyang. Ibu dua anak ini belum sadar kalau gempa sedang menggoyang kampungnya. Hari itu jumat pukul delapan lewat. Ia tetap melanjutkan beres-beres rumah.

“Tidak lama setelah itu ada getaran lebih besar. Saya menyelamatkan anak saya. Juga menyelamatkan orang tua saya yang sudah manula,” kata perempuan 33 tahun ini saat dihubungi Kaltenglima.com melalui saluran telepon.

Tak lama setelah itu Eka mendengar suara gemuruh. Tanah bergerak serupa air bah. Pekik ketakutan bercampur dengan gemuruh longsoran tanah. Eka bahkan sempat mengabadikan video sungai yang sudah penuh lumpur itu. Video itupun sempat viral di media sosial.

Eka adalah warga Jorong Durian Gunjo, Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman Barat. Rumahnya hanya berjarak lima rumah dari Masjid Syech Maulana Daud. Eka sendiri adalah ahli waris Syech Maulana Daud, seorang ulama penyebar tarekat Naqsabandiyah asal Nagari Malampah yang wafat 5 Februari 1939.

Sejak gempa meruntuhkan rumahnya, Eka Silfia memilih tidur di tenda pengungsian, sekitar 7 kilometer dari rumhanya. Ibu dua anak ini mengaku trauma masuk ke rumah.

Halaman:

Tags

Terkini

Bupati Bekasi Jadi Tersangka KPK Punya Harta Rp 79,1 M

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

KLH Angkut 116 Ton Sampah di Pasar Cimanggis Tangsel

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:50 WIB