kaltenglima.com – Bak jatuh tertimpa tangga, begitulah nasib para pengungsi gempa Pasaman Barat, Sumatera Barat saat ini. Cuaca ekstrem ditambah kurang istirahat, membuat para pengungsi banyak diserang sakit.
Melansir Republika Sabtu (26/2/2022) jumlah pengunjung terbanyak berada di Halaman Kantor Bupati Pasaman Barat.
Pada lokasi pengungsian banyak pengungsi yang mengantre meminta obat-obatan di posko yang didirikan pemda dan polisi.
Banyaknya pengungsian demam batuk dimungkinkan karena kurang istirahat dan cuaca ekstrem serta dalam kondisi pengungsian secara bersamaan.
Sejak pascagempa kemarin, cuaca di Pasaman Barat memang hanya hujan lebat sementara pengungsi membawa pakaian yang dikenakan sejak kemarin.
Selain itu, sarana dan prasarana yang masih minim dan kurang memadai juga menjadi pemicu pengungsi yang sakit.
Salah seorang pengungsi, Risdawati (54), mengatakan ia tidak dapat tidur tadi malam karena tenda yang didirikan pemda tidak menampung jumlah pengungsi yang terus berdatangan.
“Saya tidak bisa duduk di lantai karena sakit pinggang. Saya harus duduk di kursi agar bisa istirahat. Sekarang saya juga menderita sakit kapala dan demam karena kedinginan,” kata Risdawati, dalam laman yang dikutif dari www.ayojakarta.com dengan judul Miris! Pengungsi Gempa Sumbar Mulai Terserang Batuk dan Demam, 26 Februari 2022.
Salah seorang petugas polisi yang tercatat di area pemukiman, Adek (26) mengatakan, sudah melakukan pengecekan darah dan cek tensi kepada sebagian.
Ia menyebut kebanyakan pengungsi mengalami tekanan darah akibat tiduran begadang. Selain itu, Adek juga mengatakan sebagian pengungsi juga memiliki riwayat sudah mengonsumsi obat tekanan darah tinggi.
“Yang banyak mengeluhkan gejala demam batuk pilek adalah lansia dan anak-anak,” ujarnya.(***)