nasional

Dulu Dukung Kemerdekaan Indonesia, Kini Dubes Ukraina Minta Indonesia Kecam Rusia

Selasa, 8 Maret 2022 | 09:53 WIB
Dubes Ukraina untuk Indonesia (Aris Efendi)

Kaltenglima.com - Selain Mesir, Libanon, Arab Saudi, Suriah dan Yaman, dukungan kemerdekaan Indonesia ternyata dulu juga datang dari Ukraina.

Dukungan Ukraina diberikan saat Indonesia berjuang menjalin diplomasi secara massif dengan negara luar. Saat itu delegasi Indonesia yang diwakili Sutan Sjahrir dan kawan-kawan mengungkapkan, Indonesia butuh campur tangan PBB untuk melanggengkan kemerdekaan, di tengah upaya Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia.

Sutan Sjahrir mengirim surat lengkap dengan dokumen-dokumen ditujukan kepada Konferensi PBB yang sedang berlangsung di Church House Westminster, London, Inggris pada 10 Januari 1946.

Isi surat itu antara lain Bung Sjahrir meminta supaya masalah Indonesia segara dibicarakan dalam konferensi. Sjahrir paham benar kemampuan PBB bisa jadi membuat Indonesia mendapatkan dukungan dunia. Gayung pun bersambut. Perdebatan pro dan kontra konflik Indonesia-Belanda dari negera anggota PBB.

Tak mau kalah, Menteri Luar Negeri Belanda, Eelco van Kleffens menanggapi surat Sjahrir dan menantang Indonesia. Ia berbicara usul tersebut akan dipenuhi kalau Indonesia mendapatkan minimal satu negara yang disokong PBB.

Republik Sosialis Soviet Ukraina lalu muncul memberikan dukungan. Dukungan disampaikan utusan Ukraina di Sidang PBB, yaitu dari Dr. Dmitri Manuilsky.”. Dukungan itu sangat berarti bagi Indonesia. Setelah dari Ukraina, dukungan kepada Indonesia terus mengalir.

Sebagai bentuk terima kasih, ralyat Indonesia menggelar pawai yang membawa narasi rasa terima kasih atas Ukraina di berbagai kota. Dua di antara pesan yang paling mengemuka digaungkan dalam pawai itu adalah “Hidoep Manuilsky” dan “Terima Kasih Ukraina.”

Tampaknya sejarah itulah yang kini diiingatkan Ukraina kepada Indonesia saat negaranya diinvasi oleh Rusia. Melalui Duta Besarnya di Indonesia, Vasyl Hamianin, Ukraina meminta pemerintah Indonesia buka suara atas invasi Rusia terhadap Ukraina yang berujung pada perang sejak 24 Februari lalu.

Hamianin dalam surat terbuka yang ditujukan kepada pemerintah Indonesia itu meyakini bahwa Indonesia menentang keras segala bentuk penjajahan. Oleh karena itu dia meminta agar Indonesia bersuara dan menolak keras tindakan Rusia saat ini.

"Saya berharap Pemerintah Indonesia berani mengecam agresi Rusia dan mendukung Ukraina serta seluruh dunia dalam melawan invasi, layaknya Yang Mulia mengharapkan negara-negara asing pada tahun 1945-1949 menyuarakan dengan lantang dukungannya terhadap Indonesia," kata Vasyl Hamianin seperti diberitakan CNNIndonesia.com, Sabtu (5/3).

Hamianin dalam surat terbuka yang ditujukan kepada pemerintah Indonesia itu meyakini bahwa Indonesia menentang keras segala bentuk penjajahan. Oleh karena itu dia meminta agar Indonesia bersuara dan menolak keras tindakan Rusia saat ini.


"Katakanlah bahwa yang benar itu benar dan apa yang salah itu salah, seperti yang tertulis dalam firman Allah dalam Al-Qur'an," kata dia dalam cuplikan surat terbuka yang diterima CNNIndonesia.com, Sabtu (5/3).

Ukraina berharap Indonesia memberi bantuan terhadap negara tersebut. Tidak hanya sebatas pernyataan resmi di website Kementerian Luar Negeri semata.

Jika memang Indonesia tidak bisa memberikan dukungan militer Ukraina berharap ada bantuan bentuk lain yang diberikan Indonesia untuk rakyat Ukraina.

Vasyl menilai kecaman yang disampaikan Indonesia melalui website Kemenlu RI terlalu lemah. “Kata-kata yang disampaikan Kemenlu “seperti hentikan perang”, “kami cinta perdamaian, hampir sama dengan kata-kata yang disampaikan Vladimir Putin,” kata Vasyl.

Halaman:

Tags

Terkini

Bupati Bekasi Jadi Tersangka KPK Punya Harta Rp 79,1 M

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

KLH Angkut 116 Ton Sampah di Pasar Cimanggis Tangsel

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:50 WIB