nasional

Tahu Tidak 11 Maret Ini Hari Bersejarah Bagi Indonesia, Terbitnya Supersemar Awal Orde Baru

Jumat, 11 Maret 2022 | 07:44 WIB
Memperingati supersemar (Tim Kalteng lima 11)

kaltenglima.com - Surat Perintah 11 Maret atau dikenal dengan Supersemar adalah peristiwa bersejarah bagi Indonesia, di tanggal ini peralihan orde lama (zaman Presiden Soekarno) ke Orde Baru (Zaman Presiden Soeharto) dimulai.

Supersemar artinya Surat Perintah 11 Maret, yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno yang menginstruksikan Soeharto untuk mengambil segala tindakan untuk mengatasi situasi keamanan yang buruk pada 11 Maret 1966.

Pada saat itu, Soeharto menjabat selaku Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib).

Terbitnya Supersemar diawali pada tanggal 11 Maret 1966, ketika Presiden Soekarno mengadakan sidang pelantikan Kabinet Dwikora yang disempurnakan, dikenal dengan nama "kabinet 100 menteri".

Pada saat sidang itu, ada laporan dari Brigadir Jendral Sabur sebagai panglima pasukan pengawal presiden Tjakrabirawa melaporkan bahwa banyak pasukan liar yang tak dikenali dari unsur mana.

Disinyalir pasukan tersebut diketahui adalah Pasukan Kostrad dibawah pimpinan Mayor Jendral Kemal Idris yang bertugas menahan anggota kabinet yang diduga terlibat G-30-S di antaranya adalah Wakil Perdana Menteri I Soebandrio.

Berlandaskan laporan tersebut, Presiden bersama Wakil perdana Menteri I Soebandrio dan Wakil Perdana Menteri III Chaerul Saleh langsung berangkat ke Bogor.

Mengetahui hal itu, Mayor Jenderal Soeharto mengutus tiga orang perwira tinggi (AD) ke Bogor menemui Presiden Soekarno di Istana Bogor yakni Brigadir Jenderal M. Jusuf, Brigadir Jendral Amir Machmud dan Brigadir Jendral Basuki Rahmat.

Sesampainya di Istana Bogor, saat itu sudah malam hari, dibicarakan antara tiga perwira tinggi AD dan Presiden Soekarno tentang situasi yang terjadi.
Dalam pembicaraan itu ketiga perwira tersebut menyatakan, Mayjen Soeharto mampu mengendalikan situasi dan memulihkan keamanan bila diberikan surat tugas atau surat kuasa yang memberikan kewenangan kepadanya sebagai mengambil gerakan.

Dilansir dari pikiranrakyat.com, Jendral (purn) M Jusuf, mengungkapkan pembicaraan dengan Presiden Soekarno hingga pukul 20.30 malam.

Substansi pembicaraan itu adalah Presiden Soekarno setuju, dan dibuatlah surat perintah yang dikenal sebagai Surat Perintah Sebelas Maret yang populer dikenal sebagai Supersemar yang ditujukan kepada Mayjend Soeharto selaku panglima Angkatan Darat sebagai mengambil gerakan yang perlu sebagai memulihkan keamanan dan ketertiban.

Selanjutnya, Surat Supersemar tersebut tiba di Jakarta pada tanggal 12 Maret 1966 pukul 01.00 waktu setempat yang dibawa oleh Sekretaris Markas Besar AD Brigjen Budiono.

Hal tersebut berlandaskan penuturan Sudharmono, dimana ketika itu dia menerima telpon dari Mayjend Sutjipto, Ketua G-5 KOTI, 11 Maret 1966 sekitar pukul 10 malam.

Sutjipto rindu supaya pemikiran tentang pembubaran PKI dipersiapkan dan mesti selesai malam itu juga. Permintaan itu atas perintah Pangkopkamtib yang dijabat oleh Mayjend Soeharto.

Bahkan Sudharmono sempat berdebat dengan Moerdiono tentang landasan hukum teks tersebut sampai Supersemar itu tiba.

Tags

Terkini

Bupati Bekasi Jadi Tersangka KPK Punya Harta Rp 79,1 M

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

KLH Angkut 116 Ton Sampah di Pasar Cimanggis Tangsel

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:50 WIB