nasional

Indonesia Menjadi Ketiga Dunia Kasus TBC, 500 Ribu Orang Belum Terobati

Rabu, 23 Maret 2022 | 11:46 WIB
Cara Pencegahan TBC dengan PHBS yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pemeriksaan dan obat gratis di Puskesmas (Kalteng Lima)

kaltenglima.com - Indonesia perlu mendeteksi, menemukan dan mengobati penderita penyakit tuberkulosis (TBC). Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes RI, Didik Budijanto mengatakan sebanyak 500 ribuan orang yang belum diobati yang berisiko menjadi sumber penularan.

Selain itu, Indonesia menduduki posisi Ketiga dunia dengan jumlah kasus 824 ribu dan 93 ribu kematian per tahun hal ini setara 11 kematian per jam. Dari estimasi 824 ribu pasien TBC itu, 49 persen baru bisa ditemukan dan diobati.

"Berdasarkan laporan TBC global dari WHO tahun 2021, ada 9,9 juta kasus TBC di dunia. Sedangkan Indonesia, Indonesia menempati peringkat ketiga, kasus TBC terbanyak di dunia setelah setelah India dan Tiongkok," katanya pada konferensi pers secara virtual di Jakarta, Selasa (22/3/2022).

Terkait hal itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah merencanakan skrining besar-besaran penyakit TBC itu tahun ini. "Untuk itu upaya penemuan kasus sedini mungkin, pengobatan secara tuntas sampai sembuh merupakan salah satu upaya yang terpenting dalam memutuskan penularan TBC di masyarakat,” kata Budi.

Direncanakan skrining besar-besaran yang transformasional dengan memanfaatkan peralatan X-Ray Artificial, cara ini diyakini dapat memberikan hasil diagnosis TBC yang lebih cepat dan lebih efisien.

"Skrining ini termasuk bi-directional testing bagi penderita diabetes agar mereka mendapatkan pengobatan TBC sedini mungkin,” katanya.

Didik juga menegaskan, pelaksanaannya target utamanya dilaksanakan tahun ini. Diharapkan ditemukannya 500 ribu kasus ini nantinya akan mempercepat menghilangkan TBC di tahun 2030.

"91 persen kasus TBC di Indonesia adalah TBC paru yang berpotensi menularkan kepada orang yang sehat di sekitarnya," katanya.

Perlu diketahui, gejala-gejala awal muncul TBC pada seseorang dapat berupa batuk karena menyerang saluran pernapasan dan juga organ pernapasan.

Batuknya berdahak dan terjadi terus-menerus selama dua hingga tiga minggu atau lebih.

Kemudian sesak napas, nyeri pada dada, badan lemas dan rasa kurang enak badan, nafsu makan menurun, dan berat badan menurun.

Biasanya yang muncul adalah berkeringat pada waktu malam hari meskipun tidak melakukan kegiatan apapun.

“Sebenarnya TBC itu biasanya ada di daerah yang padat, daerah kumuh, dan daerah yang PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) nya kurang, di situ potensi penularan TBC nya tinggi,” kata Didik.

Perlu diketahui, penemuan kasus dan pengobatan TBC yang tinggi telah dilakukan di beberapa daerah di antaranya Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Gorontalo. Kasus ini juga besar terjadi di Banten, dan DKI Jakarta

Tags

Terkini

Bupati Bekasi Jadi Tersangka KPK Punya Harta Rp 79,1 M

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

KLH Angkut 116 Ton Sampah di Pasar Cimanggis Tangsel

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:50 WIB