nasional

APBN Indonesia Defisit sekitar Rp169.5 Triliun, Sri Mulyani: Dampak dari Semakin Optimalnya

Kamis, 24 November 2022 | 23:40 WIB
Mentri Keuangan Sri Mulyani memaparkan kinerja APBN dalam konferensi Pers APBN (harian haluan)

KALTENGLIMA.COM -Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani menyampaikan, bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit sebesar Rp169 Triliun per Oktober 2022.

Sri Mulyani menyebut bahwa pada bulan Oktober secara overall APBN kita mengalami defisit sebesar 0,91 persen dari GDP, atau sekitar Rp169.5 Triliun Rupiah.

Baca Juga: Uruguay Ditahan Imbang Korea Selatan Laga Grup H Piala Dunia 2022

Sri Mulyani mengatakan, hal ini disebabkan dampak dari peningkatan anggaran belanja dan realisasi APBN sebesar Rp2.351,1 Triliun, sedangkan pendapatan negara hingga per 31 Oktober sebesar Rp2.181,6 Triliun.

“Kinerja APBN hingga Oktober 2022 masih terjaga, tercermin dari masih kuatnya pertumbuhan penerimaan serta akselerasi belanja. Defisit terjadi di bulan Oktober dampak dari semakin optimalnya APBN sebagai Shock Absorber terhadap tekanan global dan domestik,” ujar Sri Mulyani pada konferensi pers APBN Kita Kamis, 24 November 2022 melalui kanal youtube Kementerian Keuangan RI.

Baca Juga: Mi Ayam Tulungagung yang Perlu Dicicipi saat Berwisata ke Sana

Dipaparkan, bahwa realisasi anggaran belanja negara hingga Oktober baru 75,7 persen dari proyeksi APBN yang telah disepakati bersama DPR.

Rinciannta, belanja negara tersebut terdiri dari belanja kementerian/lembaga sebesar Rp751.1 Triliun, belanja non kementerian/lembaga sebesar Rp917.7 Triliun, transfer ke daerah sebesar Rp679,23 Triliun, dan pembiayaan investasi sebesar Rp77.92 Triliun.

Baca Juga: Lee Eunsaem, Lee Jonghyuk, Yoo Junghoo, dan Yeri Red Velvet Akan Beradu Akting Dalam Drama Korea Terbaru

Sedangkan untuk pendapatan negara hingga saat ini diperoleh dari penerimaan pajak sebesar Rp.1.448.2 Triliun, bea cukai sebesar Rp256,3 Triliun, dan PNPB sebesar Rp476.5 Triliun.

“Total penerimaan pajak Rp.1.448,2 Triliun atau dalam hal ini 97,5 persen dari target yang ada di dalam Perpres 98/2022, ini growth-nya naik 51,8 persen. Naik yang luar biasa,” ujar bendahara negara itu.

Menteri keuangan menambahkan bahwa defisit yang terjadi pada hari ini apabila di total keseluruhannya pada tahun 2022 masih jauh dari Perpres 98 Tahun 2022 yang telah disepakati..

Baca Juga: Dikabarkan Alami Kecelakaan, Begini Kondisi Donghan dan Seokhwa WEi

“Berdasarkan Perpres 98 sebagai landasan UU APBN kita, defisit total sebetulnya adalah Rp840 Triliun atau 4,5% dari GDP. Jadi sampai dengan Oktober defisitnya Rp169,5 Triliun atau 0,91 persen dari GDP,” ujar Sri Mulyani.

Halaman:

Tags

Terkini

Bupati Bekasi Jadi Tersangka KPK Punya Harta Rp 79,1 M

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

KLH Angkut 116 Ton Sampah di Pasar Cimanggis Tangsel

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:50 WIB