Psikolog olahraga Danielle Adams Noreberg mengatakan, nail art sendiri sebenarnya dapat memberikan manfaat bagi para atlet.
Baca Juga: Kadisdik Bantah Sekolah di Bawah Binaan Dinas Pendidikan Barito Utara Lakukan Tebusan Buku
"Saya mendukung atlet untuk mengetahui bagaimana mereka mengekspresikan diri melalui performa mereka dengan cara mencari hal-hal yang mendukungnya," ujar Norenberg, mengutip The Guardian.
Atlet lawas lompat jauh asal AS, misalnya, Queen Harrison Claye yang dikenal dengan penampilan eksentriknya.
Ia selalu membiarkan kukunya panjang, gaya rambut yang rumit, hingga lipstik berwarna biru.
Baca Juga: Dedy Mulyadi Diincar Demokrat, Tunggu Keputusan SBY
Harrison Claye pernah mengatakan bahwa penampilannya membantunya untuk tampil maksimal.
"Bagi sebagian orang, hal itu terdengar gila atau tidak masuk akal. Tapi pada kenyataannya, itu adalah cara saya untuk fokus," ujar Harrison Claye dalam sebuah wawancara lama.
Norenberg menepis anggapan bahwa nail art akan mengganggu performa para atlet.
Baca Juga: Harga Cabai dan Bahan Pangan Lainnya Kembali Naik
Menurutnya, para atlet pasti sudah memperkirakan batasan-batasan yang masih bisa diterima.
"Para atlet dan pelatih pasti mempertimbangkan peralatan mereka dengan sangat matang dan tidak akan mengambil risiko yang akan mengorbankan performa mereka dalam hal itu," ujar Norenberg.
Benar saja Richardson, misalnya, menetapkan batasan tersendiri untuk hiasan kukunya.
Baca Juga: Gregoria Ungkapkan Makna Medali yang Ia Raih di Olimpiade
Seniman nail art Sophia Kinaya Haug, yang pernah bekerja sama dengan Richardson mengatakan, atlet menetapkan standarnya sendiri.
Artikel Terkait
X Bakal Pindah Markas ke Wilayah Ini
Kenali Gejala Insomnia Akut dan Penanganannya
Presiden Jokowi Meluncurkan Proyek Infrastruktur Signifikan di Papua: Upaya Maju untuk Pembangunan Wilayah Timur
Wabah Virus Baru Meningkat di Asia Tenggara: Respons dan Langkah Penanggulangan
OJK Cabut Izin Usaha Bank Sepanjang 2024, Apa saja?