KALTENGLIMA.COM, Muara Teweh -Harga Eceran Tertinggi (HET) Liquefied petroleum gas (LPG) bersubsidi ternyata masih mahal di jual di Kota Muara Teweh.
Hasil Temuan anggota Dewan Barito Utara harga LPG Bersubsidi harganya berkisar Rp37.000 per tabung.
Baca Juga: Usai Debut di TikTok TREASURE, Kini Giliran Hyunsuk yang Debut di TikTok Ayu Ting Ting
Anggota DPRD Barito Utara, H Tajeri kembali mempertanyakan keseriusan Pemerintah Daerah Barito Utara dalam menerapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG ini.
Politisi partai Gerindra Barito Utara ini mengaku kecewa, tindak lanjut Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang hendak melakukan tindakan dan sanksi apabila ada yang menjual tinggi LPG, namun tidak dijalankan.
"Masih tinggi harganya, buktiny saya hari minggu kemarin kroscek di Jalan sekitaran Pasar Ipu. Ternyata harganya berkisar Rp37.000 per tabung. Barangnya disimpan tidak dipajang, orang tanya dan mau beli baru dikasih," terang Tajeri, Senin 20 Maret 2023.
Baca Juga: Detik-detik Mobil yang Ditumpangi Syabda Perkasa Belawa Alami Kecelakaan
Baca Juga: Tendang Motor Dosen UI Hingga Terjatuh, Pria di Depok Ditangkap Polisi
Hasil temuan di lapangan ini, cetus Tajeri, berarti penertiban dan tindakan pemberian sanksi oleh pemerintah daerah melalui tim pemantau, justru tidak ada dilakukan.
"Saya sudah meminta kepada pedagang menemui Asisten II yang juga sekretaris tim pemantau segala permasalahan di lapangan, biar tidak di kira fitnah atau rekayasa. Saya yakin semua sudah tahu siapa yang bermain harga menjadi tinggi dan tak sesuai HET. Tapi entah kenapa tidak ada juga penertiban. Bisa kita sebut pemerintah kalah dengan para pelaku yang mempermainkan harga LPG bersubsidi," terangnya.
Sekarang warga yang bisa menilai, siapa yang diam dan tak mau berbuat mengatasi carut marut LPG bersubsidi di daerah ini.
Baca Juga: Jelang Idul Fitri, Bank Indonesia Siapkan Uang Tunai Rp195 Triliun
"Apakah kami anggota dewan yang diam, atau sebaliknya pemerintah yang enggan menerapkan HET yang di buat nya," tandas Tajeri.
Dia menambahkan, dalam beberapa hari ke depan, ia masih menyelidiki ke sejumlah pedagang lain. Sebab LPG yang beredar banyak di pedagang eceran diduga dipasok bukan dari pengkalan. melainkan dari perantara dagang lain. (*)