kaltenglima.com - Arthur Primmer, bergetar hatinya mendengar cerita Baden-Powell, pada acara api unggun di Pulau Brownsea. "Itu menjadi malam yang sangat menyenangkan pada musim panas," kata Arthur, satu dari 22 remaja London yang ikut berkemah pada 1-9 Agustus 1907.
Frans C. Verhagen, Direktur Eksekutif International Society of Ecological Educators, memasukkan model kepanduan ala Baden-Powell (BP) ke dalam salah satu dari enam tonggak pendidikan lingkungan di Amerika Utara.
BP, Bapak Pandu Sedunia itu memang jadi Tokoh Pendidikan Lingkungan. Organisasi Pramuka Dunia, WOSM kemudian bermitra dengan WWP, Unesco dan UNEP untuk mendorong isu lingkungan jadi program utama di National Scout Organization.
Bagaimana pendidikan lingkungan di Gerakan Pramuka Indonesia? Sejak 1995, Kwarnas menetapkan SKK/TKK bidang lingkungan. Kemudian dibentuk Saka Wanabakti dan Kalpataru, serta SK tentang Gudep Ramah Lingkungan.
Berapa banyak adik-adik Pramuka yang memiliki TKK lingkungan dan Gudep yang menerapkannya? Bagaimana dengan pembina dan pelatih?Apa tantangan dan kendala struktural yang dihadapi Kwartir? Apakah Tunas Hijau dan Tunas Paralayang di Kwarda Jawa Timur bisa menjadi rujukan?
Opini yang dibuat Untung Widyanto, jurnalis lingkungan dan aktivis pramuka, menafsirkan warisan BP dengan realita pendidikan lingkungan hidup di Gerakan Pramuka saat ini.
Angin malam menyergap 22 remaja London yang sedang berkemah di Pulau Brownsea. Mereka duduk melingkari api unggun yang berada di tengah-tengah dan mendengar cerita Baden-Powell.
Pahlawan Inggris dalam Perang Boer di Afrika Selatan ini membagikan pengalamannya dalam dinas militer di India, Afganistan dan Afrika.
Arthur Primmer, salah satu remaja yang ikut berkemah bergetar hatinya. Dia takjub dengan kisah Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, pensiunan jenderal bintang tiga Kerajaan Inggris. “Itu menjadi malam yang sangat menyenangkan pada musim panas,” kata Arthur Primmer kepada Scouting Magazine edisi 1999.
Arthur Primmer senang mengikuti perkemahan yang berlangsung pada 1-9 Agustus 1907. Para remaja itu digembleng kedisiplinan, ketahanan fisik dan mental, serta kekompakan dalam regu. Oleh Baden-Powell dan orang dewasa lainnya, para peserta diajarkan keterampilan mencari jejak, mengirim pesan, mengamati hewan, dan pertolongan pertama pada kecelakaan.
Perkemahan selama sembilan hari itu mendapat sambutan luas dari masyarakat dan Raja Edward VII. Kerajaan Inggris menganugerahkan gelar Sir Lord Baden-Powell of Gilwell. Metode pendidikan kepramukaan yang diterapkan dalam perkemahan pertama kali tersebut menjadi salah satu pilar berdirinya Organisasi Pramuka Sedunia (World Organization of the Scout Movement/WOSM).
Pada 1920, Baden-Powell ditasbihkan sebagai Bapak Pramuka Sedunia. Tanggal kelahirannya, 22 Februari 1857 diperingati sebagai Hari Baden-Powell oleh 57 juta anggota Pramuka di seluruh dunia. Pada 22 Februari 2022 ini, mereka memperingati hari kelahiran yang ke-165 tahun BP, panggilan akrab untuk Baden-Powell.
Baden-Powell dan Tokoh Pendidikan Lingkungan
Setelah perkemahan yang sukses itu, pada Januari 1908, Baden-Powell menerbitkan buku bertajuk Scouting for Boys (Kepanduan untuk Anak Laki-Laki). Buku ini sukses besar, sampai saat ini telah terjual lebih dari 100 juta kopi. Kemudian dia menerbitkan beberapa buku berjudul Rovering to Success, The Wolf Cub Handbook, Aids to Scoutmaster dan lainnya.
Salah satu tema penting dari buku-buku tersebut adalah penekanannya tentang pentingnya mengamati proses alam yang indah, menghayatinya serta melindunginya, sebagai bagian dari pendidikan dasar bagi anak-anak.
Alam terbuka dan lingkungan memang menjadi unsur metode kepanduan dan kerangka ideal bagi kegiatan kepramukaan. Karakter pramuka penggalang (usia 11-15 tahun) dan penegak (16-20) adalah beraktivitas di alam dan menjelajahi dunia dengan teman sebayanya (peer group).