KALTENGLIMA.COM - Saat hampir seluruh dunia menghadapi masalah blue screen of death (BSOD) massal di perangkat Windows akibat update bermasalah dari CrowdStrike, China hampir tidak merasakan dampaknya sama sekali.
Hal ini terjadi karena layanan CrowdStrike jarang digunakan di China dan negara ini tidak terlalu bergantung pada layanan Microsoft seperti negara lain.
Di China, perusahaan teknologi lokal seperti Alibaba, Tencent, dan Huawei menjadi penyedia layanan cloud utama.
Baca Juga: Instagram Perluas Jangkauan Fitur Notes ke Reels dan Feed
Banyak perusahaan dan organisasi di China menghindari penggunaan software dari perusahaan Amerika Serikat yang pernah mengkritik ancaman keamanan siber dari perusahaan asal China.
Sebagian besar masalah blue screen massal yang dilaporkan di China dialami oleh perusahaan atau organisasi asing.
Misalnya, beberapa pengguna di media sosial China mengeluhkan ketidakmampuan untuk check-in di hotel internasional seperti Sheraton, Marriott, dan Hyatt.
Baca Juga: OnePlus Nord 4 Resmi Dirilis, Punya Bodi Metal dengan Bingkai Datar
Dalam beberapa tahun terakhir, organisasi pemerintahan, bisnis, dan operator infrastruktur di China mulai mengganti sistem IT mereka dengan sistem buatan perusahaan lokal.
Bahkan, pemerintah China berencana melepaskan diri dari teknologi asing dan beralih ke solusi lokal pada tahun 2027.
Menurut Josh Kennedy White, pakar keamanan siber yang berbasis di Singapura, pengaturan strategis China dalam menangani teknologi asing terbukti efektif.
Baca Juga: Xiaomi Rilis Redmi K70 Ultra Lamborghini Champion Edition, Cek Spesifikasi dan Harga nya
Microsoft beroperasi di China melalui mitra lokal, 21Vianet, yang mengelola layanan secara independen dari infrastruktur globalnya. Pengaturan ini melindungi layanan penting di China seperti perbankan dan penerbangan dari gangguan global.
Artikel Terkait
Peluncuran Samsung Galaxy Buds 3 Pro Ditunda, Kualitas Buruk!
Gampang! Ini Cara Cek Spesifikasi Laptop dan PC Windows
Samsung Akan Rombak Tampilan One UI 7 Jadi Mirip iOS 18