Para penipu menggunakan berbagai cara untuk menarik perhatian korban, melansir Forbes, berikut beberapa trik yang digunakan penipu:
Diskon besar seperti "80% off" sebagai umpan.
Domain seperti .top, .shop, .store, dan .vip yang menyerupai e-commerce asli.
Baca Juga: Sekretaris DPRD Perkenalkan Aplikasi Sapa Dewan, Ini Tujuannya
Google Translate untuk menyesuaikan bahasa situs berdasarkan lokasi IP pengguna, sehingga terlihat lebih meyakinkan.
"Meningkatkan kredibilitas situs phishing dengan menggunakan Google Translate untuk menyesuaikan bahasa situs web secara dinamis berdasarkan lokasi IP setiap korban, sehingga situs tersebut tampak lebih meyakinkan bagi khalayak internasional." tulis tim EclecticIQ.
Selain diskon palsu, penipu menggunakan teknologi pelacakan web seperti OpenReplay, TikTok Pixel, dan Meta Pixel yang serupa seperti situs e-commerce sah untuk memantau perilaku korban.
Baca Juga: Kalah dari Liverpool 2-0, Madrid Terdampar di Posisi 24
Situs palsu ini juga mengumpulkan data berharga seperti nomor telepon yang dapat mereka gunakan untuk vishing (phishing lewat telepon) dan smishing (phising lewat SMS).
Namun jangan khawatir, jika Anda berhati-hati dan memperhatikan tanda-tanda situs belanja palsu maka Anda akan aman. Menurut Trend Micro, berikut tanda-tanda situs palsu yang perlu diwaspadai:
1. Penawaran yang terlalu menggiurkan.
2. Desain website buruk, banyak typo, dan metode pembayaran tidak aman.
3. Informasi kontak yang tidak jelas atau mencurigakan.
4. Tidak ada opsi pembayaran aman seperti kartu kredit.
5. Kebijakan pengembalian atau pengiriman yang tidak transparan.
Artikel Terkait
Serangan Jantung, Satu Petugas KPPS di Bogor Meninggal Dunia
PSSI Hukum Sejumlah Pihak Liga 2, Ada Pemain Timnas
MotoGP Rilis Jadwal Uji Coba Musim 2025, Catat Tanggalnya!
Bawaslu Lakukan Kajian Awal usai Terima 130 Laporan Indikasi Politik Uang Pilkada 2024
Hitung Cepat SMRC, Pasangan Pram-Doel Unggul