Hal ini kontras dengan FYP di negara lain yang sering menampilkan konten hiburan ringan, bahkan cenderung tidak mendidik.
Baca Juga: Musrenbang Selat Hulu: Legislator Kapuas Fokuskan Prioritas Aspirasi Warga
"Konten TikTok di China sama di seluruh dunia itu beda. Di China itu kan negara dengan government yang sangat kuat untuk mengontrol kan, jadi apa yang dilihat sama masyarakat China adalah yang government sudah approve," katanya di sebuah acara podcast.
Marissa juga menyoroti pengaruh algoritma ini terhadap generasi muda. Menurutnya, algoritma memang dibuat berbeda-beda di tiap negara dan itu bisa mempengaruhi para penggunanya.
Algoritma yang memprioritaskan hiburan membuat anak muda lebih mudah terdistraksi, sementara algoritma edukatif di China dianggap membantu mereka berkembang secara intelektual.
"Dan algoritmanya diacak-acak, nah makanya US selalu bilang, nggak yah, kita nggak mau TikTok masuk ke sini, karena kita nggak mau, you take my articles data, jadi tahu, data-data yang di US sehingga bisa berstrategi dan sebagainya," tambah Marissa.
Artikel Terkait
Komisi III DPRD Kapuas Gelar RDP, Fokus Bahas Evaluasi dengan Dinas PUPRPKP
Pemain Real Madrid Ramai-ramai Hujat Pablo Maffeo, Gegara Apa?
Urine Bau? Waspada! 9 Penyebab yang Mungkin Tak di Sangka
Komisi III DPRD Kapuas Bahas Program dan Rencanakan Kegiatan Bersama Mitra Kerja di 2025
Realme 14 Pro+ Resmi Meluncur: Ponsel Elegan dengan Bodi yang Bisa Berubah Warna