KALTENGLIMA.COM - Apresiasi diberikan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah atas keberhasilan Revitalisasi Bahasa Daerah yang digagas oleh Balai Bahasa Provinsi Kalteng bekerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota selama empat tahun terakhir.
Hal ini disampaikan oleh Asisten Administrasi Umum Setda Kalteng Sunarti saat membuka Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi Kalteng Tahun 2025, yang digelar di Hotel M Bahalap Palangka Raya pada Senin, 3 November 2025.
Sunarti menegaskan bahwa Revitalisasi Bahasa Daerah tidak hanya bertujuan untuk menempatkan kembali bahasa daerah di ranah yang semestinya, tetapi juga sebagai upaya mempromosikan dan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa ibu di kalangan generasi muda.
Baca Juga: Geger! Yai Mim Sebut Dirinya Wali Allah
"Komunitas dan generasi muda yang menjadi sasaran kegiatan ini wajib lebih mengenali dan memahami bahasa serta budayanya. Mereka harus diperkenalkan dan didekatkan sesering mungkin kepada bahasa ibunya," ujar Sunarti.
Kegiatan revitalisasi ini difokuskan pada sepuluh bahasa daerah di Kalteng, yaitu Bahasa Dayak Ngaju, Dayak Ma`anyan, Ot Danum, Melayu Kotawaringin, Dayak Siang, Dayak Bakumpai, Dayak Katingan, Tawoyan, Melayu Sukamara, dan Dayak Sampit.
Lebih lanjut, Sunarti menyampaikan bahwa pelestarian bahasa daerah merupakan bagian penting dari upaya menjaga identitas dan kekayaan budaya daerah. "Kita semua berusaha semaksimal mungkin agar budaya kita tidak hilang begitu saja, tetapi terlindungi, terlestarikan, agar lebih kuat dan bermanfaat," ungkapnya.
Baca Juga: Pandji Pragiwaksono Sampaikan Permohonan Maaf kepada Masyarakat Toraja
Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) akan berlangsung selama tiga hari, menampilkan peserta dari berbagai kabupaten yang akan menunjukkan kemampuan terbaiknya dalam berbahasa daerah.
Sementara itu, Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Iwa Lukmana menjelaskan bahwa FTBI merupakan puncak dari rangkaian panjang kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah yang telah berlangsung selama beberapa bulan.
"FTBI ini hanyalah ujung dari sebuah proses panjang pembelajaran. Ajang ini merupakan bentuk apresiasi atas kerja keras dan semangat adik-adik dalam mempelajari bahasa daerah masing-masing. Bisa dibilang FTBI ini adalah bonus setelah berjuang cukup lama," tutur Iwa.
Baca Juga: Soal Sidang Perdana Cerai dan Dugaan Adanya Orang Ketiga di Antara Raisa-Hamish
Ia menambahkan bahwa sertifikat kejuaraan FTBI memiliki nilai prestisius karena telah diakui oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), sehingga dapat menjadi nilai tambah bagi para peserta ketika melanjutkan pendidikan.
Artikel Terkait
Tanpa Disadari, 3 Kebiasaan Sepele Ini Bisa Bikin Otak Rusak Perlahan
Telkomsel Rilis Paket ChatGPT Go, Nikmati Fitur GPT-5 dengan Harga Terjangkau
Winger Baru Man City Rayan Cherki Tunjukkan Kemampuan Assist di Premier League
Siapa Sabrina Alatas? Yang Disebut-sebut Jadi Orang Ketiga dalam Rumah Tangga Hamish Daud dan Raisa Andriana
Ini Daftar 23 Kosmetik Positif Bahan Terlarang Kata BPOM: Picu Kanker hingg Kerusakan Organ