Posisi itu membuat Hamka berbenturan dengan kepentingan penjajah Jepang, hingga medianya harus ditutup karena dianggap berbahaya.
Kehidupan keluarga Hamka terguncang ketika salah satu anak mereka meninggal karena sakit.
Usaha-usaha Hamka untuk melakukan pendekatan pada pihak Jepang malah dianggap sebagai penjilat dan dimusuhi, sehingga Hamka diminta untuk mundur dari jabatannya sebagai pengurus Muhammadiyah.
Baca Juga: Beri Nilai 3,5 Untuk Lyodra, Gabriel Prince Tuai Hujatan
Volume yang kedua film menceritakan perjuangan Hamka setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan.
Kala itu, Indonesia masih dibayangi ancaman agresi kedua dari tentara sekutu.
Hamka berkeliling ke seluruh pelosok Medan untuk mengabarkan mengenai pentingnya persatuan antara masyarakat, tokoh agama, dan militer Indonesia.
Upaya tersebut malah membuat Hamka kena tembak.
Untungnya, Hamka selamat dan dia akhirnya pindah ke Jakarta dan mendirikan Al-Azhar.
Namun, Hamka difitnah terlibat dalam usaha pemberontakan pada Soekarno.
Dia ditangkap dan disiksa untuk menandatangani surat pengakuan.
Hamka bertahan dan mendapatkan hikmahnya membuat kitab yang paling berpengaruh dalam pendidikan Islam, Tafsir Al-Azhar.
Baca Juga: Ayu Ting Ting Mendadak Jadi Sorotan Media Korea Selatan Karena Hal Ini
Volume yang ketiga dari film, penonton diajak mengikuti masa kecil Hamka hingga tumbuh besar di Maninjau, Sumatera Barat.
Artikel Terkait
Bulan Sabit dan Bintang Muncul Berdekatan, Ini Penjelasan LAPAN
Hasil Swiss Open 2023 : Putri KW Tundukkan Juara Dunia Asal India
Ungkap Kasus Mafia Tanah, Menteri ATR Apresiasi Kinerja Polda Kalteng
Dapat Ancaman Pembunuhan, Selena Gomez Pasang Badan Untuk Hailey Bieber
Presiden Jokowi Resmi Tetapkan Cuti Bersama Lebaran 2023