KALTENGLIMA.COM - Mungkin sebagian besar individu pernah merasakan pengalaman yang dikenal sebagai déjà vu, di mana situasi tertentu terasa sangat akrab, seolah-olah telah dialami sebelumnya dengan detail yang persis sama. Terjemahan bahasa Prancis dari "déjà vu" secara harfiah berarti "pernah terlihat". Namun, apakah pengalaman ini benar-benar nyata dan apa penyebabnya?
Pengertian Déjà Vu
Déjà vu, menurut penjelasan dari neurologis Jean Khoury sebagaimana dikutip oleh Cleveland Clinic, adalah sensasi yang keliru dari yang familier.
"Otak menciptakan sensasi seolah-olah kita telah mengalami situasi tertentu sebelumnya, tetapi kita tidak dapat mengingatnya atau mengidentifikasi situasi yang sebenarnya," jelas Dr. Khoury.
Baca Juga: WhatsApp Tengah Kembangkan Fitur, Kirim Foto Video HD Secara Default
Penyebab Déjà Vu
Ketika seseorang mengalami déjà vu, otak menciptakan ilusi. Ini diyakini terjadi ketika ada sedikit disfungsi komunikasi antara dua bagian otak.
"Déjà vu disebabkan oleh disfungsi koneksi antara bagian otak yang bertanggung jawab atas memori dan yang menentukan familiaritas," kata Dr. Khoury.
Manusia memiliki dua lobus temporal, satu di setiap sisi kepala. Lobus temporal berfungsi dalam hal mengingat kata, mengenali tempat yang pernah dikunjungi, mengidentifikasi orang, memahami bahasa, dan menafsirkan perasaan orang lain.
Baca Juga: Wajah Kartika Putri Kena Autoimun Hingga Penuh Ruam dan Lidah Melepuh, Kenali Gejala dan Penyebabnya
Di dalam setiap lobus temporal terdapat hippocampus yang bertanggung jawab atas fungsi-fungsi tersebut dan berperan dalam penyimpanan memori jangka pendek. Kadang-kadang, seperti pada beberapa jenis kejang, hippocampus dan jaringan otak di sekitarnya dapat diaktifkan secara bersamaan, menyebabkan pengalaman yang mirip dengan déjà vu.
"Hal ini mengakibatkan gangguan pada sistem memori pengenalan, sehingga kita merasakan yang familier secara keliru," tambah Dr. Khoury.
Siapa yang Biasanya Mengalami Déjà Vu?
Menurut penjelasan dari verywellmind, semua orang dapat mengalami déjà vu. Namun, mereka yang cenderung mengalami ini sering memiliki karakteristik yang serupa.
Baca Juga: Begini Kata Kepolisian Saat Vincet Rompies Ingin Kasus Perundungan Geng Tai Selesai Kekeluargaan
Menurut penelitian, berikut adalah beberapa kelompok individu yang cenderung mengalami déjà vu:
- Mereka dengan pendapatan tinggi
- Mereka yang sering bepergian
- Mereka yang ingatannya seringkali tentang mimpi
- Mereka dengan pandangan politik yang cenderung liberal
- Orang-orang dengan rentang usia 15-25 tahun.
Artikel Terkait
5 Start Up yang Sempat Terkenal Tapi Sudah Tutup, Ada Apa Saja?
Ciri-ciri Weton Tulang Wangi, Disebut Disukai Makhluk Ghaib
Sering Dikatakan Jenis Olahraga yang Identik dengan Cedera, Ternyata Bisa Bikin Awet Muda : Kok Bisa?