Pada sisi lain, budaya Indonesia yang ketimuran juga sangat menjunjung nilai-nilai moral, termasuk anti pergaulan bebas.
Bahkan dari dulu, para orang tua sangat berhati-hati dalam mengawasi pergaulan anak-anak mereka.
Baca Juga: Smartphone Harga Rp1 Jutaan Redmi 10C Hp Gaming, Hadir Dengan Snapdragon 680 4G
Jika ada yang beranggapan bahwa Valentine bisa dirayakan dengan menyesuaikan budaya Indonesia, sebaiknya tetap tidak perlu.
Akan lebih baik tetap hidup normal bersama orang-orang tersayang sebagaimana biasanya.
Ada banyak hal yang perlu dipikirkan, dampak-dampak Valentine untuk anak-anak bangsa ini dan generasi mudanya harus diperhatikan dan diperhitungkan.
Baca Juga: Intip Resep Es Taro Latte Ala Chef Ade Koerniawan
Jika ingin merayakan Hari Kasih Sayang, akan lebih baik jika membuat kampanye untuk mencerdaskan anak-anak dan generasi muda bangsa ini dengan berbagai gerakan-gerakan inovatif.
Buat secara masif dan didukung semua pihak.
Ketika anak-anak tumbuh dengan cinta dan kasih sayang, ketika generasi muda terbangun dengan karakter dan akhlak yang baik, saat itulah sebenarnya Hari Kasih Sayang tercipta.
Baca Juga: Kisah Haru Bocah Asal Pidie Jaya Tempuh Ratusan Kilometer Demi Bawa Ayahnya ke RS di Aceh
Kesimpulannya, Valentine itu sudah jelas budaya apa.
Sudah ada penjelasan untuk siapa Jadi, mari tetap dengan budaya kita yang sopan dan santun, budaya ketimuran yang tidak sembarang bergaul. (Yasir Husain/alonesia.com)
Artikel ini pertama kali tayang di alonesia.com, dengan judul Valentine Hari Kasih Sayang, Sebenarnya Budaya Apa dan untuk Siapa? Berikut Sejarah dan Penjelasannya.
Artikel Terkait
Whatsapp Sedang Melakukan Uji Coba Fitur Baru, Bisa Kirim Foto HD Tanpa Pecah
Komisi III DPRD Barito Utara Serap Aspirasi Kecamatan Montallat
Rahasia Agar Rezeki Tetap Lancar, Simak Penjelasan Ustadz Abdul Somad
Sah! Kiky Saputri Resmi Menikah dengan Muhammad Khairi
Daftar Bansos yang Akan Dicairkan 2023, Apa Saja, Simak Besarannya