KALTENGLIMA.COM - Sebuah balon sampah dari Korea Utara mendarat di atap gedung di Seoul, Korea Selatan, dan memicu kebakaran.
Insiden ini merupakan salah satu dari ribuan balon sampah yang dikirim oleh Korea Utara ke Korea Selatan sepanjang tahun ini, yang juga memicu kampanye propaganda balasan dari Seoul.
Menurut pernyataan Kantor Pemadam Kebakaran Gangseo, kebakaran terjadi pada pukul 21:04 waktu setempat pada hari Minggu, 15 September 2024, di atap sebuah gedung komersial empat lantai di distrik Barat Seoul.
Baca Juga: 2 Rumah di Klender Kebakaran, Diduga Gegara Korsleting Listrik
Api berhasil dipadamkan dalam waktu 18 menit setelah 15 mobil pemadam kebakaran dan 56 petugas diterjunkan, tanpa menimbulkan korban jiwa.
Militer Korea Selatan melaporkan bahwa pada malam yang sama, Korea Utara meluncurkan sekitar 120 balon berisi sampah ke wilayah perbatasan, menyusul pengiriman 50 balon sampah pada hari Sabtu sebelumnya.
Sekitar 40 balon mendarat di Korea Selatan, terutama di provinsi Gyeonggi dan Seoul. Kantong-kantong dalam balon tersebut berisi sampah kertas dan plastik, yang tidak menimbulkan risiko keselamatan langsung bagi masyarakat.
Baca Juga: Mantan Karyawan Laporkan Bos Perusahaan Animasi Terkait Dugaan Penganiayaan
Sejak Mei 2024, Korea Utara telah mengirim lebih dari 5.000 balon sampah ke Korea Selatan sebagai balasan atas balon propaganda yang diluncurkan oleh aktivis Korea Selatan.
Sebagai respons, Seoul telah menangguhkan kesepakatan militer untuk mengurangi ketegangan dengan Pyongyang dan memulai kembali siaran propaganda dari pengeras suara di sepanjang perbatasan.
Juru bicara Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS), Lee Chang-hyun, menjelaskan bahwa beberapa balon sampah Korea Utara dilengkapi dengan pengatur waktu termal yang bisa menyebabkan kebakaran jika kabel pemanas tidak terpisah dengan benar.
Baca Juga: Prancis Khawatir Perang Dunia 3 Pecah di Wilayah Ini
Lee menambahkan bahwa menembak jatuh balon di udara berisiko karena bisa menyebabkan puing atau material berbahaya jatuh ke tanah, sehingga saat ini pendekatan yang dianggap paling aman adalah mengumpulkan balon setelah jatuh secara alami.
Artikel Terkait
Puluhan Ribu Massa Kerumuni Gedung Pemerintahan Israel, Netanyahu Terkepung
Kereta Api Tabrakan di Mesir, Anak-Anak Jadi Korban dan Puluhan Luka-Luka
Pegunungan di Arab Saudi Menghijau, Begini Penjelasan Ilmiahnya