Korea Selatan Diprediksi jadi Negara Pertama yang Lenyap di Muka Bumi, Kok Bisa?

photo author
- Minggu, 1 Desember 2024 | 19:27 WIB
Ilustrasi Korea Selatan
Ilustrasi Korea Selatan

KALTENGLIMA.COM - Korea Selatan, yang dulu dikenal sebagai contoh sukses pertumbuhan ekonomi dan modernisasi, kini menghadapi tantangan besar berupa krisis kesuburan.

Tingkat kelahiran di negara ini telah turun drastis hingga berada di titik terendah dalam sejarahnya. Jika situasi ini terus berlangsung, populasi Korea Selatan diperkirakan bisa menyusut hingga sepertiga dari jumlahnya saat ini pada akhir abad ini.

Salah satu faktor awal yang memicu penurunan angka kelahiran di negara ini adalah kebijakan keluarga berencana pada 1960-an. Saat itu, pemerintah berusaha menekan angka kelahiran karena khawatir ledakan populasi dapat menghambat pembangunan ekonomi.

Baca Juga: Upaya Penyelundupan ke Malaysia Digagalkan, 17 PMI Ilegal dan 24 WN Bangladesh Diamankan

Dengan pendapatan per kapita yang hanya 20% dari rata-rata global dan tingkat kesuburan mencapai 6 anak per wanita, pemerintah mengambil langkah tegas untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk.

Namun, penurunan angka kelahiran yang awalnya terkendali berubah menjadi krisis serius, dengan proyeksi populasi turun dari 52 juta menjadi sekitar 17 juta pada akhir abad ini.

Sumber utama dari masalah ini terletak pada perubahan sosial dan budaya di Korea Selatan. Banyak perempuan, terutama di kota-kota besar, memilih untuk mengejar karier daripada membangun keluarga.

Baca Juga: Tiktoker Ini Ditangkap Polisi usai Curi Uang 500 Dolar

Beban mengasuh anak dianggap sebagai hambatan besar bagi perempuan untuk bekerja, meskipun ada peningkatan rumah tangga berpenghasilan ganda. Selain itu, pandangan tentang pernikahan juga berubah.

Semakin banyak orang yang tidak menganggap pernikahan sebagai syarat untuk memiliki anak, sementara kesenjangan gender dalam tanggung jawab rumah tangga semakin memperburuk keengganan perempuan untuk menikah.

Pemerintah telah mencoba berbagai kebijakan untuk mengatasi masalah ini, termasuk insentif finansial, keringanan pajak, dan program pekerja rumah tangga asing. Namun, langkah-langkah ini sejauh ini belum efektif.

Baca Juga: TKP Pembunuhan di Cilandak Dipenuhi Karangan Bunga Dukacita

Ketegangan gender yang mendalam, sentimen anti-feminis, dan kesenjangan gender yang signifikan di berbagai bidang masih menjadi hambatan utama.

Krisis kesuburan ini bukan hanya tantangan demografis, tetapi juga mencerminkan masalah mendasar dalam struktur sosial, budaya, dan gender di Korea Selatan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dedy Hermawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X