KALTENGLIMA.COM - Presiden AS Donald Trump menyatakan keinginannya untuk bekerja sama dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan guna mengakhiri konflik antara Rusia dan Ukraina.
Melalui unggahan di platform Truth Social, Trump menyebut perang tersebut sebagai "konyol namun mematikan", dan mengungkapkan bahwa dirinya baru saja melakukan pembicaraan telepon dengan Erdogan.
Dalam percakapan tersebut, kedua pemimpin tidak hanya membahas Ukraina, tetapi juga situasi di Suriah dan Gaza, serta menyepakati rencana untuk saling bertukar kunjungan diplomatik.
Baca Juga: Skype Resmi Tutup Layanan Setelah Lebih Dua Dekade
Dari pihak Turki, Erdogan menegaskan komitmennya untuk memperkuat kerja sama bilateral dengan Amerika Serikat, terutama di bidang industri pertahanan. Ia juga menyambut baik inisiatif Washington untuk menjalin dialog dengan Iran.
Trump, yang tengah mencalonkan diri kembali untuk masa jabatan keduanya, sebelumnya telah menyatakan bahwa jika terpilih, ia bisa mengakhiri perang Rusia-Ukraina dalam 24 jam sejak menjabat.
Sementara itu, Turki terus memainkan peran diplomatik aktif, menjaga hubungan baik dengan kedua negara yang bersengketa, dan menjadi tuan rumah pembicaraan damai dalam beberapa kesempatan sejak invasi Rusia dimulai pada 2022.
Baca Juga: Inalillahi, Anggota DPR RI Alamudin Dimyati Rois atau Gus Alam Meninggal Dunia
Kunjungan luar negeri Trump yang direncanakan ke Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab pekan depan juga menunjukkan bahwa ia tengah membangun kembali jaringan hubungan internasionalnya menjelang pemilu AS mendatang.
Artikel Terkait
Kebakaran Hutan Melanda Dekat Yerussalem, Israel Minta Bantuan Internasional
Usai Gempa Kuat, Chile Hentikan Peringatan Tsunami
Donald Trump Bantah Dirinya Bakal Calonkan Diri Sebagai Presiden untuk Ketiga Kali