KALTENGLIMA.COM - Pemerintah Iran telah menangkap lebih dari 700 orang yang diduga menjadi mata-mata untuk Israel sejak 13 Juni. Dari jumlah tersebut, tiga orang telah dijatuhi hukuman mati atas tuduhan spionase dan telah dieksekusi.
Menurut laporan dari kantor berita Fars, para tersangka ditangkap di berbagai provinsi seperti Kermanshah, Isfahan, Khuzestan, Fars, dan Lorestan.
Pihak berwenang menyebut ketiga pria yang dieksekusi itu mencoba menyelundupkan perangkat keras ke Iran dengan dalih pengiriman alkohol, yang diduga digunakan untuk tujuan terorisme.
Baca Juga: Kapolri Tegaskan Penyelidikan Kasus Dugaan Ijazah Palsu Jokowi Masih Berlanjut
Ketegangan antara Iran dan Israel semakin meningkat sejak Israel meluncurkan operasi besar terhadap Iran pada 13 Juni, dengan tuduhan bahwa Teheran menjalankan program nuklir militer rahasia. Sebagai balasan, Iran melancarkan Operasi True Promise III, yang menargetkan fasilitas militer Israel.
Situasi semakin memanas ketika Amerika Serikat ikut serta, menyerang tiga lokasi nuklir utama di Iran pada 22 Juni, yakni Natanz, Fordow, dan Isfahan.
Sebagai respons terhadap serangan Amerika, Iran menyerang Pangkalan Udara Al Udeid milik AS di Qatar dengan rudal, meski sebagian besar berhasil dicegat tanpa menimbulkan korban jiwa.
Baca Juga: Israel Boncos Miliaran Dolar usai Perang 12 Hari Melawan Iran
Setelah serangkaian aksi saling serang tersebut, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa Iran dan Israel sepakat untuk melakukan gencatan senjata.
Gencatan senjata itu dikonfirmasi mulai berlaku pada hari Selasa, menandai jeda sementara dalam konflik yang terus memanas di kawasan Timur Tengah.
Artikel Terkait
Israel Serang Iran Pada Dini Hari, Sembilan Orang Tewas
Iran Serang Pangkalan Militer AS di Qatar dengan Rudal
8,8 Ton Sayuran Asin Asal China Ditolak Masuk dari Karantina Kepri
Pertempuran Lawan Hamas di Gaza, Israel Umumkan 7 Tentaranya Tewas