KALTENGLIMA.COM - Pemerintah Thailand mengambil langkah untuk menutup sementara sebanyak 751 sekolah yang berada di wilayah perbatasan dengan Kamboja, menyusul meningkatnya ketegangan antara kedua negara.
Sebagian besar sekolah yang ditutup terletak di Provinsi Sisaket, wilayah perbatasan yang langsung berdekatan dengan Kamboja.
Sementara itu, pemerintah Kamboja juga melakukan tindakan serupa dengan menutup seluruh 260 sekolah di Provinsi Oddar Meanchey.
Baca Juga: Lansia di Medan Tewas Dibunuh, Ternyata Pelaku Tukang Servis CCTV Langganan Korban
Daerah ini menjadi titik utama eskalasi konflik bersenjata yang telah berlangsung selama dua hari terakhir, terutama di sekitar kompleks kuil Prasat Ta Muen Thom dan Wat Tham Suea.
Berdasarkan laporan yang dikutip dari Sputnik melalui ANTARA, militer Thailand menyatakan bahwa pertempuran dengan pasukan Kamboja masih terus berlangsung dengan intensitas baru pada Jumat, 25 Juli.
Pihak militer juga mengungkapkan bahwa Kamboja kembali menggunakan sistem roket peluncur ganda BM-21 Grad untuk menyerang sasaran di wilayah sipil Thailand.
Baca Juga: Pemprov-Bank Banten Akan Meluncurkan Tabungan Pajak untuk Meringankan Beban Ojol
Sebagai tanggapan, pasukan Thailand melakukan serangan balasan yang dinilai proporsional sesuai dengan kondisi taktis di lapangan.
Ketegangan antara kedua negara ini memuncak menjadi konflik bersenjata pada 24 Juli, yang mengakibatkan sejumlah korban jiwa dan luka-luka di kedua belah pihak, termasuk di kalangan warga sipil.
Konflik tersebut merupakan kelanjutan dari insiden bentrokan sebelumnya yang terjadi pada 28 Mei di zona netral yang masih menjadi sengketa, di mana seorang tentara Kamboja dilaporkan tewas.
Artikel Terkait
'Pangeran Tidur' Arab Saudi Meninggal Dunia Usai 20 Tahun Koma
Rusia Diguncang Gempa Magnitudo 7,4, Peringatan Tsunami Dikeluarkan
Ketua ASEAN Minta Thailand dan Kamboja Lakukan Gencatan Senjata