Vladimir Putin Mantan Agen KGB, Mengembalikan Hegemoni Rusia sebagai Negara Super Power

photo author
- Jumat, 25 Februari 2022 | 16:43 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin

Tak hanya dari demonstran, Organization for Security and Cooperation in Europe dan Parliamentary Assembly of Council Europe juga menyatakan bahwa pemilu tidak adil dan mereka ingin Kremlin menginvestigasi hasil pemilu. Namun komisi menyatakan pemiu berlangsung dengan jujur dan adil.

Andrei Ryabov dalam artikel berjudul “Tandemocracy in Today's Russia" yang dimuat oleh Journal of Russian Analyitical Digest (2008) menjuluki Rusia di bawah Medvedev dan Putin sebagai pemerintahan 'tandemocracy'. Adalah Putin yang memilih Medvedev sebagai calon presiden dari partainya. Medvedev yang sebelumnya merupakan Deputi Utama Perdana Menteri dipilih karena dianggap memiliki kemampuan negosiasi yang baik, dan lebih dari itu merupakan orang kepercayaan Putin. Keduanya telah berkawan sejak 1990-an.

Dengan relasi seperti itu, Putin yang dianggap lebih dominan di Rusia. Tidak seperti di Indonesia, tidak ada batasan berapa kali orang Rusia bisa menjadi presiden seumur hidupnya. Yang tidak diperbolehkan hanya jika menjabat lebih dari dua kali berturut-turut. Putin, dalam hal ini, memang harus rehat satu periode.

Pada 4 Maret 2012, Putin memenangkan pemilihan presiden untuk ketiga kalinya dengan jumlah suara 64%. Medvedev menjadi perdana menteri pada periode ini. Ya, keduanya sekadar bertukar posisi.

Pada periode ini Putin berkuasa enam tahun, bukan lagi empat tahun. Masa jabatan ini diubah di masa Medvedev menjadi presiden.

Putin lagi-lagi maju di pemilihan presiden 2018, dan lagi-lagi pula menang, kali ini dengan perolehan suara 76%, lebih banyak 10 juta dibandingkan 2012. Secrieru dan Shkliarov pada artikelnya yang berjudul “Putin's Fourth Term, The Twilight Begins?" yang dimuat pada Journal of European Union Institute for Security Studies (2018) mengatakan hal ini dapat terjadi karena “tidak ada penantang potensial di horizon dan dia (Putin) tetap menjadi satu-satunya orang yang mengambil kebijakan penting dalam dan luar negeri."

Meski begitu Secrieru dan Shkliarov juga mencatat bahwa jika dilihat lebih dekat, politik Rusia sejak itu jadi kurang stabil dan lebih rawan krisis. Maka Putin mencoba untuk memanfaatkan pencapaiannya terdahulu. Contoh, hari pemilihan umum sengaja dipindahkan ke tanggal peringatan aneksasi Krimea, tindakan yang berfungsi sebagai “pengingat kemenangan kebijakan luar negeri Putin."

Pemimpin 'Abadi' Rusia

Selama menjabat presiden dan perdana menteri, Putin telah melakukan banyak hal dan membuatnya jadi salah satu pemimpin terkemuka di dunia (baik dihormati atau dimusuhi). Pencapaian Rusia di bawah kepemimpinannya, baik di dalam maupun di luar negeri, juga banyak. Putin membenahi satu per satu sektor, dimulai dengan reformasi ekonomi hingga kebijakan luar negeri.

Memahami sepak terjang Putin berarti memahami Rusia kontemporer dan nampaknya akan terus begitu bahkan setelah masa jabatannya habis pada 2024 nanti.

Sebabnya, pada 2020, Rusia mengadakan pemungutan suara untuk mengubah konstitusi soal masa jabatan presiden. Hasilnya, mayoritas pemilih menyetujui bahwa presiden kini hanya boleh menjabat sebanyak dua kali periode, atau maksimal 12 tahun, yang bisa dilakukan berturut-turut atau berselang. Karena baru berlaku pada pemerintahan selanjutnya, Putin dapat kembali mencalonkan diri sebagai presiden sehingga masa jabatannya dapat bertahan hingga 2036.

Jika terpilih kembali pada 2024 dan menjabat hingga 2036, maka Putin akan menjadi Presiden Rusia selama 32 tahun, dan memimpin negara itu selama 36 tahun jika masa jabatan sebagai perdana menteri juga dihitung.

Putin akan benar-benar menjadi pemimpin 'abadi' negara dengan wilayah terluas di dunia ini, mengalahkan Stalin yang berkuasa selama 26 tahun.(***)

===

Penulis: Dwiky Febyanti
Artikel ini pernah ditayangkan pada tirto.id edisi 01 Juli 2021.
Baca juga artikel terkait RUSIA atau tulisan menarik lainnya Dwiky Febyanti
(tirto.id - dwk/rio)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Deni Hariadi

Tags

Rekomendasi

Terkini

X