Mereka menyebutkan bahwa memuja setan, berarti memuja sesuatu yang rasional yang selama ini dihilangkan dari paham supranatural dan takhayul berbasis tradisi kuno.
Uniknya, TST menegaskan bagi siapapun yang berniat untuk menjual jiwa, ingin cepat kaya, bergabung dengan iluminati, dan lainnya dipersilakan untuk mencari di tempat lain.
Baca Juga: Breaking News! Putri Candrawathi Dituntut 8 Tahun Penjara
Sebab, The Satanic Temple (TST) tidak menyediakan informasi atau melayani hal semacam itu.
Seni dan Simbolisme
Para pemuja setan di The Satanic Temple (TST) disebut menghargai seni, mereka menggunakan simbol setan untuk menarik perhatian pada apa yang dilihatnya sebagai kemunafikan simbol Kristen pada properti pemerintah.
Selama bertahun-tahun, mereka telah mengajukan petisi untuk memiliki patung Baphomet yang besar, yakni simbol setan berkepala kambing, di Capitol, Oklahoma.
Baca Juga: Gempa Terkini di Sulawesi Utara dengan Kekuatan 7,1 SR
Baca Juga: Kim Chaewon Dikabarkan Berkencan dengan Mantan Rapper, Begini Kata Agensi
Sebagian Pemuja Setan Merayakan Natal
Sebagian pemuja setan disebut masih merayakan Hari Natal, karena tidak ada larangan bagi mereka untuk merayakan hari besar umat Kristiani tersebut.
The Satanic Temple (TST) mengklaim bahwa Hari Natal merupakan hari besar para penyembah berhala, namun perayaan tersebut telah ‘dicuri’ oleh orang-orang Kristen.
“Jadi untuk musim liburan Yule, kami menikmati kekayaan hidup dan kebersamaan dengan orang-orang yang kami hargai, karena seringkali hanya kami yang tahu dari mana tradisi itu berasal” tulis TST pada laman resminya.
Seringkali mereka merayakan Hari Natal bukan untuk memperingati kelahiran Yesus, melainkan semata-mata hanya sebagai momen untuk dihabiskan bersama keluarga.