KALTENGLIMA.COM - Diantara nama Walisongo yang dikenal masyarakat Nusantara ini adalah Sunan Giri. Ia merupakan putra dari Syeikh Maulana Ishak, Gresik merupakan wilayah gerakan dakwahnya.
Sunan Giri adalah salah seorang ulama Wali Songo, majelis penyebar dakwah Islam pertama di Jawa dalam sejarah Indonesia atau Nusantara,
Baca Juga: Pesan Buya Yahya : Kasus Menantu Selingkuh dengan Mertua
Selain sebagai ulama dan pendakwah yang giat menyebarkan syiar Islam, Sunan Giri ternyata juga bertakhta sebagai seorang raja dengan Prabu Satmoto.
Sunan Giri memilki peranan penting dalam penyebaran agama Islam di wilayah Gresik ini. Sebagaimana di terangkan dalam buku "Atlas Walisongo", karya Agus Sunyoto, bersama Nyai Gede Pinatih, beliau berperan besar dalam membentuk masyarakat Gresik sebagaiman Surabaya dengan adanya Sunan Ampel.
Berdasarkan riset Islam Pesantren Luhur Sunan Giri Malang, menemukan jejak salah satu bidang dakwah sunan Giri di Gresik ini ialah pendidikan.
Baca Juga: Bocoran Spesifikasi dan Harga Samsung A23 5G Didukung didukung Chipset Buatan Qualcomm
Baca Juga: Ada 24 Hari Libur Di Tahun 2023, Yuk Simak Daftarnya
Seperti dikutip dari buku "Atlas Walisongo", karya Agus Sunyoto. diterangkan bahwa Sunan Giri merupaka putra dari Syeikh Maulana Ishak, atau masyhur di sebut ' Wali Lanang", sedangkan ibunya bernama Dewi Sekardadu putri raja Blambangan.
Dikisahkan bahwa usaha dakwah Syeikh Maulana Ishak di negeri Blambangan atas perintah Sunan Ampel ini mengalami kegagalan. Pasalnya Syeikh maulana Ishak sendiri di usir oleh mertuanya karena marah saat di ajak masuk agama islam, dan meninggalkan agama mereka sebelumnya.
Kepergian Syeih Maulana Ishak membuat istrnya menderita kesedihaan berlarut-larut. Pada saat itu Dewi Sekardadu sedang hamil tua, hingga setelah melahirkan putranya, Dewi Sekardadu ini meninggal dunia, bahkan ada yang mengatakan Dewi Sekardadu pergi entah kemana.
Baca Juga: Resmi Tayang di Netflix Film Mencuri Raden Saleh Hari Ini!
Pada saat itu, Blambangan terjadi wabah penyakit menular. Sang raja menduga bahwa wabah ini beraal dari bayi tersebut, lantas ia memasukkan bayi yang tak lain adalah cucunya sendiri ke dalam peti dan membuangnya ke lautan.
Singkatnya, peti bayi tersebut tersangkut di kapal milik Nyi Agebng Pinatih, seorang janda kaya raya yang sedang berlaya r ke Bali.