nasional

Ganjar Pranowo Usulkan BSSN Diperkuat Untuk Melawan Siber, Alfons: Jangan Generasi Dinosaurus Diberi Tanggung Jawab

Senin, 8 Januari 2024 | 21:09 WIB
Ilustrasi Cyber (Freepik)



KALTENGLIMA.COM - Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo mengusulkan BSSN diperkuat untun melawan siber yang terjadi di Indonesia. Apakah semudah itu melakukannya?

Pernyataan tersebut dilontarkan Ganjar Pranowo dalam debat ketiga Pilpres 2024 yang dilaksanakan pada Minggu (7/1/2024) di Istora, Senayan, Jakarta. Ia berpendapat, selain memperkuat BSSN, juga diperlukan membuat sistem keamanan yang baik.

"Kita mesti menguatkan BSSN dan penting untuk membuat security system yang baik," kata Ganjar.

Baca Juga: Usai Turun 30kg, Kahiyang Ayu Masih Bisa Makan Mie Instan

Sebagai seorang pengamat keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya berpendapat meningkatkan keamanan siber erat kaitannya dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) termasuk meningkatkan kedisiplinannya. Selain itu juga dibutuhkan audit independen yang rutin.

"SDM yang kuat dan kedisiplinan mengikuti standar pengelolaan data yang baik seperti ISO. Lalu ada lembaga Audit independen yang kompeten yang secara teratur mengawasi implementasi ISO dan melakukan penegakan peraturan dan tindakan jika tidak mengikuti ISO yang ditentukan dengan baik," kata Alfons.

Menurutnya semua itu harus dilakukan secara menyeluruh. Tidak hanya di BSSN saja, melainkan di seluruh lembaga yang mengelola data penduduk Indonesia. Menurut Alfons, BSSN semestinya mengerjakan tugas yang tingkatannya lebih tinggi lagi. Bukan hanya sekadar menyebar informasi terkait serangan malware.

Baca Juga: MenPAN RB Pastikan Sebagian Fresh Graduate yang Lolos CPNS 2024 Diarahkan ke IKN


"BSSN, Kominfo, BIN, Dukcapil, Kemenkes dan banyak kementerian itu semua mengelola data. BSSN berada dalam posisi strategis dan harusnya menjalankan fungsinya sesuai namanya Badan Siber dan Sandi Negara. Yang sering terdengar malah memberikan release serangan malware seperti penjual antivirus. Harusnya apa yang dikerjakan levelnya lebih tinggi lagi," jelas Alfons.

Menurutnya tugas yang lebih tinggi tersebut antara lain adalah mengelola enkripsi, mengedukasi masyarakat atas pentingnya enkripsi, serta mengusahakan untuk membuat enkripsi sendiri.

"Jangan menggunakan enkripsi yang dikelola dari luar. Fungsi itu yang sangat sentral dan bisa membantu mengamankan informasi krusial di Indonesia," tambahnya.

Baca Juga: Resep Mudah Membuat Nagasari, Kue Jajanan Tradisonal yang Cocok Sebagai Teman Ngopi


Selain itu, Alfons juga menyinggung soal pelibatan SDM yang lebih muda dalam pengelolaan data. Ia berpendapat, kalangan milenial dan gen z telah terbiasa hidup di era digital seperti saat ini.

"Jangan generasi dinosaurus yang diberi tanggung jawab pengelolaan data. Yang ada tidak dikelola dengan baik dan ketika terjadi kebocoran berlomba mengelak dan saling melindungi," kilahnya.

Namun sekali lagi Alfons juga menyebut pelibatan SDM muda ini jangan hanya dilakukan di BSSN, melainkan di setiap lembaga publik. Kaitannya dengan adaptasi terhadap perkembangan digital yang sangat cepat.

Baca Juga: Resep Mudah Membuat Nagasari, Kue Jajanan Tradisonal yang Cocok Sebagai Teman Ngopi


"Bukan hanya BSSN tetapi badan publik lain juga isinya lebih banyak baby boomers atau yang lebih tua dan mereka kurang fasih dan akan sulit beradaptasi dengan perkembangan digital yang sangat cepat," tutup Alfons.

Tags

Terkini

Bupati Bekasi Jadi Tersangka KPK Punya Harta Rp 79,1 M

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

KLH Angkut 116 Ton Sampah di Pasar Cimanggis Tangsel

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:50 WIB