KALTENGLIMA.COM - Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto menekankan bahwa persaingan bukan untuk dijadikan sebagai permusuhan.
Prabowo Subianto mengungkapkan butuh perjuangan keras untuk menjaga perdamaian.
Ia mengatakan, diperlukan pemimpin yang mengerti dan menyadari hal tersebut.
Baca Juga: Pemain Kalteng Putra FC Mogok Tanding di Liga 2, Buntut Gaji Tidak Dibayar
Hal ini menjadi pelajaran yang berharga bagi Prabowo saat menceritakan kilas balik cara berpolitiknya pada 2014 dan 2019 lalu.
Prabowo menyampaiksn hal ini di acara pertemuan relawan Erick Thohir alumni Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Senin (22/1/2024).
"Indonesia punya satu sifat yang sama seperti AS, yaitu negara majemuk," kata Prabowo di hadapan sekitar 120-an relawan Erick Thohir alumni AS (ETAS) di Plaza Senayan, Jakarta, Senin (22/1).
Baca Juga: Pungli di Rutan KPK Terjadi Sejak 2016, Mulai Berjalan Secara Terstruktur Akhir 2018
Prabowo mengaku pernah membaca sebuah penelitian bahwa masa-masa kritis negara diuji saat memasuki usia 70 tahun.
Terlebih negara majemuk dengan beragam suku, ras, dan agama, diperlukan kerja sama dan harmonisasi yang baik oleh semua pihak.
"This is our destiny to born in here, we have to live and work together. Kita kerja sama lebih baik dalam suasana yang enak dan harmonis," ujar Prabowo.
Ia melanjutkan, tanpa kerja sama dan harmonisasi yang baik, negara tidak akan bisa makmur jika tidak mengedepankan kesejukkan dan perdamaian. Pertikaian hanya menimbulkan penderitaan.
"There can be no prosperity without peace. Saya mantan prajurit, bidang saya adalah perang. Dalam pemahaman saya, perang itu maha dahsyat menimbulkan penderitaan," kata dia.