KALTENGLIMA.COM - Nike berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 2 persen dari total karyawan atau sekitar 1.600 orang.
Dilansir dari Reuters, Jumat (16/2), keputusan tersebut diambil demi memangkas biaya operasional perusahaan setelah mengalami penurunan laba.
Perusahaan juga telah mengumumkan bahwa mereka akan mengeluarkan sekitar US$400 juta atau setara Rp6,2 triliun (asumsi kurs Rp15.640 per dolar) hingga US$450 juta atau Rp7 triliun untuk biaya pesangon karyawan pada kuartal ketiga.
Baca Juga: Syarat Parpol Lolos Parlemen dan Daftar 24 Parpol yang Terdaftar di KPU pada Pemilu 2024
Perusahaan yang berbasis di Oregon, Amerika Serikat, itu tidak menyebutkan jumlah pekerja yang akan terkena dampaknya.
Saat ini perusahaan memiliki sekitar 83.700 karyawan di seluruh dunia.
"Tindakan yang kami ambil menempatkan kami pada posisi yang tepat untuk menyesuaikan ukuran organisasi kami guna meraih peluang pertumbuhan terbesar kami karena minat terhadap olahraga, kesehatan, dan kebugaran tidak pernah sekuat ini," kata Nike dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Inilah Alasan Komeng Tak Kampanye Ketika Nyaleg
Pemutusan hubungan kerja (PHK) ini menyusul pengumuman pada Desember bahwa perusahaan sedang mencari penghematan biaya sebesar US$2 miliar, termasuk mengurangi tenaga kerja dan menyederhanakan jajaran produknya karena meningkatnya kehati-hatian konsumen yang membebani penjualan.
Hal ini memicu kemerosotan saham Nike, yang telah berjuang untuk pulih dan tetap turun sekitar 2% tahun ini.
PHK akan dilakukan dalam dua tahap, menurut memo Nike yang dilihat oleh Bloomberg News.
Baca Juga: Begini Cara Cek Hasil Real Count per Provinsi hingga TPS Pemilu 2024
Tahap pertama akan dimulai pada Jumat dan berlangsung hingga minggu depan, sementara tahap kedua akan selesai pada akhir kuartal keempat perusahaan.
Willamette Week melaporkan rencana PHK sebesar 2% pada Kamis di AS.