nasional

Bukti Nyata Toleransi, Umat Islam Tarawih dengan Gelap Gulita Saat Nyepi di Bali

Selasa, 12 Maret 2024 | 12:24 WIB
Aturan tarawih di Bali saat hari raya nyepi (pixabay.com/keulefm)



KALTENGLIMA.COM - Umat muslim di Bali menjadi bukti nyata adanya toleransi di Indonesia. Mereka melaksanakan salat tarawih pertama, Senin (11/3/2024), dengan suasana hari raya Nyepi.

Ya, mereka melaksanakan tarawih pertama pada bulan Ramadan tahun ini berbarengan dengan hari raya Nyepi. Ketika Nyepi, seluruh masyarakat di Pulau Dewata tidak diperkenankan untuk keluar rumah. Umat muslim diimbau untuk tarawih di rumah atau di masjid/musala terdekat.

Salah satunya salat tarawih yang dilaksanakan di masjid ialah di Masjid Agung Asasuttaqwa Kampung Bugis, Tuban, Kuta, Badung. Salat Tarawih di masjid tersebut dilaksanakan dengan kondisi gelap gulita. Hal tersebut menyesuaikan dengan salah satu larangan menyalakan penerangan ketika hari raya Nyepi. Yakni, amati geni.

Baca Juga: Menkes Ingatkan Aturan Meminum Air Putih saat Berpuasa, Simak Jadwalnya di Sini!

Amati geni ialah larangan menyalakan api atau lampu ketika perayaan Nyepi, termasuk api yang berada dalam diri manusia, seperti kemarahan, iri hati dan pikiran yang tidak baik. Tujuan dari Amati Geni ini ialah pengendalian diri dari segala bentuk angkara murka.

Tiga larangan lain ketika hari raya Nyepi adalah amati karya atau larangan melakukan kegiatan fisik/kerja, Amati Lelungan yang artinya umat Hindu dilarang bepergian atau keluar rumah saat Nyepi dan mengutamakan beribadah dan perenungan. Lalu, Amati Lelanguan, dilarang menikmati hiburan atau rekreasi yang bertujuan untuk bersenang-senang.

Berdasarkan pantauan, masjid tersebut melaksanakan salat Isya dan Tarawih sekitar pukul 20.05 Wita. Ketika umat muslim Kampung Bugis melaksanakan salat, di luar tampak beberapa pecalang dari Desa Adat Tuban, yang turut berjaga demi kelancaran dan keamanan ibadah Tarawih.

Baca Juga: Nathan Tjoe-A-On Resmi Jadi WNI, Ambil Sumpah Tengah Malam

Ketika jemaah sampai di masjid, mereka bersalaman dengan pecalang-pecalang yang berjaga-jaga.

Ketua Takmir Masjid Agung Asasuttaqwa, Sidik, mengatakan salat Isya dan tarawih tadi malam justru terasa lebih khidmat dan khusyuk.

"Khusyuk, karena nggak banyak (jemaah), jadi imam dan shaf di belakang lancar nggak ada masalah," ujar Sidik saat ditemui seusai salat Tarawih, Senin (311/3/2024).

Baca Juga: Oki Setiana Dewi dan Keluarga Putuskan Pindah ke Mesir Usai Tunaikan Ibadah Haji

Sidik menyebutkan ketika Nyepi pengelola masjid tidak membuka masjid untuk pelaksanaan salat Isya tarawih. Salat berjamaah tadi malam itu hanya duperuntukkan bagi pengurus masjid serta warga terdekat.

"Karena khusus malam ini (Nyepi) yang umum sudah kami tutup khusus pengurus saja. Pengurus 10 orang," kata

Sidik mengatakan pembatasan bagi jemaah dan tidak ada penerangan ketika tarawih yang berbarengan Nyepi sudah biasa terjadi di Tuban, khususnya Kampung Bugis. Karena, toleransi umat beragama di desa ini sudah terjadi turun temurun dari nenek moyang mereka.

Baca Juga: Kemenag dan Gus Miftah Saling Balas Terkait Pembatasan Speaker Masjid: Asbun dan Gagal Paham!

"Kalau kami ada Idul Fitri yang menjaga pecalang, kalau Idul Fitri kan meluap jemaahnya. Jadi kami dijaga oleh pecalang, jadi turun temurun Kampung Bugis ini sudah berapa abad sudah di sini," kata Sidik.

Tags

Terkini

Bupati Bekasi Jadi Tersangka KPK Punya Harta Rp 79,1 M

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

KLH Angkut 116 Ton Sampah di Pasar Cimanggis Tangsel

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:50 WIB