nasional

Buruh hingga Pengusaha Kompak Tolak Iuran Tapera Potong Gaji, Minta untuk Fokus ke JHT

Jumat, 31 Mei 2024 | 13:34 WIB
Ilustrasi gaji ke 13 (UMSU)



KALTENGLIMA.COM - Pengusaha bersama dengan serikat buruh satu suara menolak keras iuran potong gaji program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Mereka kompak menyarankan untuk mengoptimalkan program manfaat layanan tambahan (MLT) perumahan pekerja bagi peserta jaminan hari tua (JHT) BPJS Ketenagakerjaan.

Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Shinta Kamdani menurturkan sebesar 30% dari total dana JHT dialokasikan untuk MLT. Ia menyebut besaran dana untuk MLT cukup besar, yaitu Rp 138 triliun dari total aset JHT sebesar Rp 460 triliun.

"Kita sudah mengiur BPJS Ketenagakerjaan program JHT 30% dananya bermanfaat untuk layanan tambahan dan itu bisa dipakai untuk perumahan, ini sudah jalan programnya dan jumlahnya juga sudah besar hampir Rp 136 triliun, 30% dari total JHT," kata Shinta dalam Konferensi Pers, Jumat (31/5/2024).

Baca Juga: Yance Sayuri Cedera, Dua Pemain Ini Dipanggil Shin Tae Yong Untuk Lengkapi

Shinta menilai seharusnya dapat mengoptimalkan dana dan program yang telah ada daripada menambah iuran Tapera. Menurutnya, lebih baik pemerintah memperluas pemanfaatan MLT.

Ia menegaskan pihaknya telah mendorong kerja sama antara BPJS Ketenagakerjaan dan Bank Himbara dan Bank Daerah. Maka dengan begitu, pekerja bisa memanfaatkan KUR yang diberikan oleh perbankan.

"Jadi, Rp 500 juta pinjaman KPR ya, kemudian pinjaman uang muka perumahan sampai dengan Rp 150 juta, malah kan renovasi perumahan juga ada sampai Rp 200 juta yang bisa dimanfaat. Jadi, ini yang existing ini saya rasa sudah baik dan ini yang kita mau dorong terus," imbuhnya.

Baca Juga: Terlihat Hadir Dalam Latihan Pagi Ini, Berikut Profil Calvin Verdonk

Hal yang sama juga disampaikan Presiden Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Elly Rosita Silaban, ia mengatakan regulasi terkait iuran Tapera merupakan tumpang tindih. Hal tersebut disebabkan karena iuran serupa sudah pernah dijalankan.

"Kenapa overlapping (tumpah tindih)? BPJS itu sudah ada manfaat tambahan yang masuk di program JHT. Dananya itu sekarang Rp 160 triliun, dan dana tidak bertuan Rp 8 triliun. Kenapa tidak dimaksimalkan saja?" katanya.

Ia pun mengakui tujuan pemerintah baik agar seluruh masyarakat Indonesia memiliki rumah. Namun, ia menekankan iuran itu jangan dipaksakan. Sebab, tak semua orang ingin mempunyai rumah.

Baca Juga: Hasil Drawing ASEAN U-19 Boys Championship 2024 : Indonesia Selamat dari Grup Neraka

"Memang niat pemerintah untuk Kebaikan masyarakat agar seluruh Indonesia punya rumah. Tapi jangan dipaksa dong. Miskin gini juga kita punya rumah," jelasnya.


Tags

Terkini

Bupati Bekasi Jadi Tersangka KPK Punya Harta Rp 79,1 M

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

KLH Angkut 116 Ton Sampah di Pasar Cimanggis Tangsel

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:50 WIB