KALTENGLIMA.COM - Badan Geologi telah meningkatkan status aktivitas Gunung Ijen di Jawa Timur dari Normal menjadi Waspada atau Level II.
Kepala Badan Geologi, M. Wafid, dalam pernyataannya di Jakarta pada Sabtu, 13 Juli, mengatakan bahwa peningkatan status ini dilakukan setelah mendeteksi sejumlah gempa pada periode 1 Januari hingga 12 Juli 2024.
Pos Pengamatan Gunung Ijen di Desa Tamansari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mencatat dalam beberapa bulan tersebut terdapat 424 kali gempa hembusan, 259 kali gempa vulkanik dangkal, 294 kali gempa tektonik jauh, dan 192 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo dominan 3 milimeter.
Baca Juga: Cetak Rekor! Harga Emas Antam Naik hingga Tembus Segini
Meskipun aktivitas gempa pada umumnya berfluktuasi secara normal, sejak 12 Juli 2024 pukul 17.00 - 21.00 WIB rekaman gempa tremor meningkat secara fluktuatif dengan amplitudo 5-25 mm, dan sejak sekitar pukul 21.10 WIB rekaman gempa tremor mencatat amplitudo lebih dari 46 mm (overscale).
Peningkatan aktivitas Gunung Ijen juga sering ditandai oleh perubahan warna air danau kawah dari hijau menjadi hijau keputih-putihan.
Perubahan ini terjadi akibat naiknya endapan dari dasar danau ke permukaan oleh tekanan gas yang kuat dari dasar danau.
Baca Juga: Sama-sama Bersaus Kacang, Apa Bedanya Bumbu Gado-Gado dan Pecel
Tim geologi juga mencatat bahwa suhu air kawah Ijen akan meningkat seiring dengan meningkatnya tekanan gas yang keluar dari dasar danau.
Dalam kondisi meningkatnya aktivitas kawah Ijen, biasanya muncul gelembung-gelembung gas di permukaan air kawah.
Potensi bahaya dari aktivitas vulkanik di Gunung Ijen saat ini meliputi gas-gas vulkanik berkonsentrasi tinggi di sekitar kawah yang berasal dari aktivitas solfatar di dinding kawah, difusi gas-gas vulkanik dari dalam kawah ke permukaan, dan erupsi freatik berupa semburan gas dari danau kawah.
Baca Juga: PKS dan Gerindra Resmi Usung Mahyeldi-Vasco pada Pilgub Sumbar 2024
Erupsi freatik dapat terjadi tanpa didahului oleh peningkatan aktivitas visual maupun kegempaan.