KALTENGLIMA.COM - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemasok utama bahan baku kosmetik global, berkat keberagaman 30.000 jenis tanaman berkhasiat yang dapat diolah menjadi produk kecantikan.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Reni Yanita, mengungkapkan bahwa industri kosmetik Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan, dengan jumlah pelaku usaha yang meningkat 43,11% dalam tiga tahun terakhir, dari 726 pelaku usaha pada 2020 menjadi 1.039 pada 2023.
Industri kosmetik Indonesia, yang termasuk dalam sektor kimia, berada dalam fase ekspansi selama 21 bulan berturut-turut.
Baca Juga: Janji Ridwan Kamil untuk Warga Jakarta: UMP Harus Adil
Kinerja sektor ini tercermin dalam Indeks Kepercayaan Industri (IKI), yang menunjukkan angka 52,75 poin pada Oktober 2024, menandakan optimisme pelaku industri terhadap kondisi iklim usaha Indonesia dalam enam bulan ke depan.
Reni juga menambahkan bahwa sektor kosmetik natural diperkirakan akan tumbuh rata-rata 6,85% secara global hingga 2028, dengan pertumbuhan pendapatan Indonesia diperkirakan mencapai 5,9% pada periode yang sama.
Selain itu, industri kosmetik halal juga menjadi peluang besar, mengingat Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk Muslim.
Baca Juga: Anggota DPR Anita Jacoba Ditindak Partai Setelah Mengkritik Naturalisasi Timnas Indonesia
Berdasarkan data Indonesia Halal Economic Report 2021/2022, Indonesia merupakan pasar konsumen halal terbesar kedua dengan nilai pasar mencapai 4,19 miliar dolar AS pada 2022, memberikan potensi besar bagi pelaku usaha kosmetik untuk memanfaatkan pasar domestik dan global.